PESISIRNEWS.COM, SELATPANJANG - Pemkab Meranti menetapkan Kecamatan Rangsang Barat dan Rangsang Pesisir akan dijadikan sebagai daerah lumbung padi atau sentra produksi pangan untuk masyarakat. Saat ini terdapat 2.472 hektare lahan pertanian tanaman padi di seluruh Kepulauan Meranti. 2.100 hektare di antaranya berada di dua kecamatan tersebut. Jumlah itu masih bisa dikembangkan lagi. Dari data yang akan dikembangkan untuk kawasan pertanian padi nantinya mencapai 4.700 hektare lebih.
Dari lahan pertanian padi seluas 4.200 hektare yang ada di Kecamatan Rangsang Barat dan Rangsang Pesisir, saat ini yang sudah tergarap baru seluas 2.000 hektarenya. Dari garapan itu, Kepulauan Meranti baru bisa menghasilkan produksi beras sebanyak 7.000 ton per tahun, sementara keperluan beras masyarakat mencapai 28.000 ton per tahun.
Atas kekurangan suplai beras tersebut, pemerintah kabupaten mengharapkan kepada para camat dan sekuruh kepala desa dapat mempertahankan luas lahan yang tersedia di dua kecamatan itu untuk tetap menjadi lahan pertanian padi atau persawahan.
Bila lahan seluas 4.200 hektare itu mampu memproduksi beras dengan dua kali panen dalam setahun, maka keperluan 28.000 ton beras setahun dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti.
Caranya, para camat dan kepala desa tidak memberikan izin alih fungsi lahan menjadi lahan perkebunan, bahkan menjadi lahan pemukiman. Ini merupakan kerja keras dan tanggungjawab kita semua. Jika jumlah lahan pertanian yang diperlukan untuk memproduksi kebutuhan pangan sudah sangat terbatas, maka kondisi tersebut dapat mengancam ketersediaan pangan bagi masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti sendiri.
Pemerintah kabupaten juga akan memperhatikan keseimbangan keperluan masyarakat yang bergerak di bidang pertanian khususnya di wilayah lumbung pangan yang ada di Kecamatan Rangsang Barat dan Rangsang Pesisir.
Tarik Simpati Menteri Pertanian
Untuk semakin meningkatkan gairah pertanian di Kepulauan Meranti, Pemerintah Kabupaten melalui DPPKP berhasil mendatangkan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. Selain mengikuti panen raya, Menteri Amran juga berdialog bersama para petani untuk mengetahui langsung kendala yang dihadapi oleh para petani.
Selama tiga tahun terakhir, pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Kepulauan Meranti telah mencapai 5 persen. Berbagai terobosan terus dilakukan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan lokal. Program-program optimalisasi pertanian selain untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal, juga merupakan salah satu upaya pemerintah daerah dalam menekan angka kemiskinan di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Seperti di Pulau Rangsang, sebagai salah satu pulau terluar Indonesia. Tingkat kemiskinan di pulau ini cukup signifikan. Salah satu upaya dalam menekan angka kemiskinan itu dengan cara optimalisasi pertanian. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi khususnya saat musim kemarau, adalah masalah ketersediaan air. Dimana sebagian besar wilayah persawahan di daerah ini tidak memiliki sumber air yang memadai.
Oleh karena itu, kehadiran Menteri Pertanian di tengah-tengah lahan persawahan Desa Bina Maju, dapat melihat langsung kondisi sulitnya mengolah lahan pertanian di Kepulauan Meranti, termasuk memberikan harapan serta motivasi bagi para petani di daerah ini.
Dengan kehadiran Menteri dan berdialog langsung dengan masyarakat petani, juga memberikan harapan yang besar bagi nasyarakat untuk kedepannya bersama-sama lebih mengoptimalkan produksi pertanian di Kepulauan Meranti.
Usai melakukan panen raya secara simbolis, Menteri Amran langsung berdialog bersama sejumlah petani membicarakan apa yang menjadi kebutuhan petani. Ia sangat berharap program pemerintah untuk swasembada pangan dapat terwujud, sehingga Indonesia tidak lagi harus mengimpor dari negara luar.
"Kita negara besar, negara merdeka, negara kaya, dan harus berdaulat secara pangan. Saya yakin kita bisa," kata menteri kelahiran Sulawesi ini.
Menurutnya saat ini Indonesia memang masih mengimpor beras dan beberapa jenis pangan lainnya dari negara luar, namun dia yakin hal itu akan segera berubah. Indonesia tidak lagi negara pengimpor, katanya, tapi akan menjadi negara pengekspor dengan berbagai kebijakan yang mulai dijalankan oleh Kementerian Pertanian.
"Tunggu saatnya serangan pangan dari Indonesia ke negara luar. Tidak akan saya biarkan impor produksi pertanian, selagi kita masih bisa memproduksinya sendiri," ujar Amran disambut riuh tepuk tangan para petani.
Pria yang masih keturunan Raja Bone ini juga mengatakan bantuan yang akan dikucurkan kepada para petani harus seuai dengan keinginan petani itu sendiri, bukan keinginan dari Jakarta. Untuk itu dia langsung menanyakan kebutuhan petani, mencatatnya dan memerintahkan stafnya untuk memasukkan kedalam program kementerian.
"Sampaikan, apa yang bisa kami bantu di sini ?," tanya Doktor Ilmu Pertanian itu.
Dia berjanji akan membantu apa saja yang menjadi kebutuhan para petani untuk meningkatkan produksi pertanian sehingga mampu mewujudkan cita-cita swasembada beras
Bantuan untuk Kepulauan Meranti terdiri dari pengembangan jaringan irigasi sebesar 1.000 ha dan optimasi lahan 2.000 ha dari refocusing anggaran Tahun 2015, pengembangan jaringan irigasi sebesar 1.000 ha dari APBN-P, rice transplanter 6 unit, handtraktor 6 unit dan akan ditingkatkan hingga 24 unit dan pompa air 24 unit. (Adv)
Penulis: