Artikel

Fatimah Binti Umar Marie Alkatiri, Muslimah yang Menjahit Bendera Kemerdekaan Timor Leste 1975


Fatimah Binti Umar Marie Alkatiri, Muslimah yang Menjahit Bendera Kemerdekaan Timor Leste 1975

Fatimah Binti Umar Marie Alkatiri (kanan) dan suami. (Foto: Tangkapan layar YouTubeTata Maukura)

Pesisirnews.com - Timor Leste merupakan koloni Portugal (Portugis) antara tahun 1702 hingga 1975. Pada masa penjajahan Portugis, Timor Leste disebut dengan Timor Portugis, di mana Timor Portugis berbagi Pulau Timor (NTT) dengan Hindia Belanda lewat Perjanjian Lisbon pada tahun 1859.

Pasca Portugis meninggalkan koloninya di Timor Portugis, terjadi kekosongan kekuasaan dan pemerintahan. Kondisi ini dimanfaatkan oleh Frente Revolucionária de Timor-Leste Independente (Front Revolusi Kemerdekaan Timor-Leste / FRETILIN), untuk membentuk pemerintahan sendiri.

Sebagai informasi, FRETILIN adalah sebuah gerakan pertahanan dan perlawanan yang bertujuan memerdekakan Timor Leste dari penjajahan Portugis.

Langkah awal yang dilakukan FRETILIN dalam pengambilalihan kekuasaan saat ditinggalkan pemerintahan kolonial Portugis adalah dengan mengumumkan kemerdekaan Timor Leste pada 28 November 1975.

Namun sembilan hari kemudian, persisnya pada tanggal 7 Desember 1975, Indonesia melakukan invasi dan menganeksasi Timor Leste melalui operasi militer yang terkenal dengan sebutan Operasi Seroja.

Oleh Indonesia, nama Timor Leste kemudian diubah menjadi menjadi Timor Timur.

Pada tahun berikutnya Timor Leste dinyatakan sebagai provinsi ke-27 oleh Indonesia setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1976 Tentang Pengesahan Penyatuan Timor Timur Ke Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Aneksasi Indonesia ke wilayah Timor Timur ditentang keras oleh sebagian rakyat Timor Leste, terutama oleh FRETILIN.

FRETILIN menganggap aneksasi Indonesia terhadap Timor Timur merupakan bentuk penjajahan baru.

Perjuangan FRETILIN yang awalnya ingin merdeka dari penjajahan Portugis lantas beralih ke perjuangan menuntut kemerdekaan dari Indonesia.

Pendudukan Indonesia di Timor Timur kemudian diwarnai oleh konflik yang sangat keras dan berdarah-darah selama beberapa dasawarsa, khususnya antara militer Indonesia dengan pasukan Tropaz FRETILIN.

Status Timor Timur saat itu juga terbilang sangat kompleks karena Portugis menganggap Timor Timur secara teknis masih merupakan koloninya.

Itu pula mengapa Portugis mengirim tentaranya untuk membantu milisi pro kemerdekaan Timor Timur dalam menghadapi kekuatan militer Indonesia.

Timor Portugis baru dinyatakan sebagai sudah tidak ada lagi pada 20 Mei 2002, ketika Timor Leste diakui secara internasional sebagai sebuah negara merdeka. Sejak saat itu, Timor Leste secara resmi menjadi sebuah negara yang bernama Republik Demokratis Timor Leste (RDTL).

Halaman :
Penulis:

Editor: Anjar