Artikel

Hj. Ainah, Puluhan Tahun Berkurban Seekor Sapi karena Mencintai Orang Kurang Mampu


Hj. Ainah, Puluhan Tahun Berkurban Seekor Sapi karena Mencintai Orang Kurang Mampu

Hj. Ainah (68), sosok perempuan inspiratif dari Desa Tekulai Hilir. (Foto : Pesisirnews.com/Ajr)

Pesisirnews.com- Dikalangan orang banyak, nama Hj. Ainah mungkin tidak begitu dikenal. Berbeda halnya bagi masyarakat Desa Tekulai Hilir Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), sosok ibu ini telah melekat namanya di hati warga desa karena kedermawanannya yang tidak mengenal pamrih.


“Mak haji”, begitu panggilan akrab Hj. Ainah, merupakan seorang yang cukup terpandang di Desa Tekulai Hilir. Dia memiliki lahan perkebunan kelapa warisan almarhum suaminya, H. Kamal dengan jumlah lahan yang terbilang cukup luas untuk ukuran di desanya.


Tetapi bukan karena kelebihan materi itu yang membuat sosok ibu 7 anak berusia 68 tahun ini dikenal masyarakat sekitar, melainkan karena sosoknya yang sederhana, rendah hati dan memiliki rasa kepedulian yang tinggi, khususnya kepada orang-orang dari kalangan kurang mampu.


Menurut Ros (46), seorang pedagang perempuan di pasar Tekulai Hilir kepada Pesisirnews.com, Sabtu (1/8/2020), walau mak haji bukan seorang tokoh masyarakat desa, tetapi beliau juga disegani karena terkenal suka menolong orang yang sedang dilanda kesusahan.


Bahkan terhadap orang yang pernah menyakiti dirinya dan keluarganya, dia tak pernah menyimpan kebencian. Beliau tetap sudi membantu jika orang itu mengalami kesulitan. Tak sedikit pun beliau berharap pujian, apalagi berharap balasan dari siapa pun yang ditolongnya itu.


Yang semakin membuat banyak warga Desa Tekulai Hilir hormat dan segan kepada beliau, sudah lebih dari dua puluh tahun mak haji selalu berkurban seekor sapi di setiap Hari Raya Idul Adha.


Baginya, berkurban itu tidak sekedar mengharap imbalan pahala, tetapi ada nilai-nilai kepedulian terhadap sesama yang ingin mak haji tebarkan kepada orang-orang disekelilingnya.


Ketika Pesisirnews.com berbincang di kediamannya yang terletak di pusat pasar Desa Tekulai Hilir, mak haji sebenarnya tidak ingin di ekspose perihal kebaikan-kebaikan yang telah dia perbuat.


Beliau takut, nanti dapat disalahtafsirkan oleh orang-orang, dan justru menjadi riya bagi dirinya.


“Tak perlulah ‘kami’ harus dikenal banyak orang karena saling menolong itu tugas kita sesama manusia ,” ujar mak haji dengan senyum ramah.


Sosok Hj. Ainah tentu bukan sekedar penghias layar berita, tetapi ada nilai-nilai kebaikan yang dia ajarkan tanpa kita sadari.


Pelajaran itulah yang harus terus kita sebarkan dan kita tularkan sehingga menjadi inspirasi bagi banyak orang.


Semoga ada ada hikmah yang dapat kita petik dari perilaku baik mak haji dan menjadi teladan bagi kita semua agar menjadi pribadi yang lebih baik, terlebih di tengah gesekan arus kehidupan yang semakin hari semakin tajam.***

Penulis:

Editor: Anjar