(Pesisirnews.com) - Kepulauan Samoa yang merupakan bagian dari wilayah negara Amerika Serikat (AS), ternyata menyimpan kisah perjuangan tersendiri dari penduduknya yang tak kalah menarik dari berbagai kisah heroik pasukan AS selama berlangsungnya Perang Dunia ke-2 (PD II).
Dilansir dari laman marinecorpstimes.com, Minggu (22/5), selama Perang Dunia II, Kepulauan Samoa menjadi bagian penting untuk menjaga komunikasi antara Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru.
Marinir ke-7 AS diperintahkan untuk membentengi garnisun di Tutuila, yang menjadi basis pangkalan militer ringan AS di Kepulauan Samoa.
Meskipun Angkatan Laut AS ditugaskan untuk menahan serangan musuh, tetapi tentara Amerika tidak melakukan tugas itu sendirian.
Mereka dibantu oleh unit cadangan berkekuatan 500 orang yang merupakan penduduk asli Kepulauan Samoa.
Batalyon 1 Samoa yang dalam bahasa setempat disebut Pago Pago ini didirikan pada tahun1941, dan merupakan bagian dari pasukan cadangan Korps Marinir AS.
Unit ini berpatroli dan bertugas mempertahankan pantai Tutuila dari serangan musuh. Karena mereka tidak memakai sepatu, mereka mendapat julukan sebagai 'Marinir Berkaki Telanjang'.
Menurut catatan dari National Park Service, orang Samoa, yang merupakan warga negara Amerika ini bertugas untuk membantu pasukan ke-7 AS mempertahankan medan pegunungan dan hutan seluas 52 mil persegi di Tutuila.