Artikel

Ternyata Masih Ada 4 Nabi yang Hidup Sampai Sekarang, Benarkah? Simak Ulasan Menariknya

Pesisirnews.com Pesisirnews.com
Ternyata Masih Ada 4 Nabi yang Hidup Sampai Sekarang, Benarkah? Simak Ulasan Menariknya

Ilustrasi Gurun Sahara /Pixabay/

Nabi adalah utusan Allah SWT kepada seluruh umat manusia untuk membimbing ke jalan yang lurus. Di agama Islam sendiri terdapat 25 Nabi mulai dari Nabi Adam hingga Nabi terakhir Muhammad SAW.

Namun, ada beberapa ulama yang menganggap bahwa terdapat beberapa Nabi yang masih hidup, dan hal tersebut kerap kali menjadi perdebatan panjang.

Berikut beberapa Nabi yang dipercaya masih hingga sekarang, diantaranya:

1. Nabi Khaidir AS

Meski tidak tercatat secara resmi dalam kisah 25 Nabi dan Rasul. Namun, Nabi Khaidir dikenal dalam kisah perjalanan Nabi Musa AS yang dikenal sebagai sosok yang cerdas dan penuh filosofi.

Keberadaan Nabi Khaidir adalah hal yang sampai saat ini menjadi kontroversi bagi para ulama, juga hal mengenai masih hidup tidaknya Nabi ini. Namun mayoritas para ulama dan auliya mengatakan Nabi Khaidir AS masih hidup.

Syaikh Yusuf an-Nabhani mengatakan:

“Keterangan bahwa Nabi Khaidir masih hidup adalah sudah menjadi ketetapan para wali dan didukung oleh para ahli fiqh, ahli ushul dan hampir mayoritas ahli hadist, begitulah yang dilakukan oleh Syaikh Abu ‘Amr bin ash-Shalah yang dinukil oleh an-Nawawi dan menyetujuinya.” (Syawahid al-Haq.hlm. 198-200)

Selain itu juga dijelaskan: “Nabi Khidir di samudra dan Nabi Ilyas di daratan, mereka bertemu tiap malam di samping tembok yang dibuat Dzul Qarnain.” (Syawahid al-Haq, hlm 200 tentang 4 hadist yang dibawakan Ibnu Jauzi)

2. Nabi Idris

Berbeda dengan Nabi Khaidir yang masih menjadi perdebatan, Nabi Idris sudah diketahui dengan jelas jika Nabi ini masih hidup di Surga, dan Nabi ini hidup dilangit ke-empat.

Namun, ada ulama yang berpendapat jika Nabi Idris berada dilangit ke-enam,langit ke-tujuh, dan di surga.

Awal mula Nabi Idris bisa berada di surga yaitu bermula ketika Allah SWT memerintahkan malaikat maut untuk mencabut nyawa Nabi Idris.

Ketika malaikat maut mendatangi Nabi Idris dan menyampaikan tujuannya, Nabi Idris pun menyetujuinya dengan syarat yaitu setelah dicabut nyawanya ia ingin dihidupkan kembali.

Allah SWT pun mengabulkan permohonan Nabi Idris. Roh Nabi Idris dibawa ke akhirat oleh malaikat untuk melihat kondisi umat manusia yang berada di sana, lalu tiba-tiba Nabi Idris meminta izin kepada malaikat untuk mengambil sesuatu yang tertinggal di surga.

Malaikat pun mengizinkannya, saat mengambil sesuatu yang tertinggal di surga, malaikat lantas mengajak Nabi Idris pulang.

Namun, Nabi Idris tidak ingin keluar dari surga.

“Ya Idris, keluarlah!”, kata malaikat. “

Tidak, wahai malaikat maut, karena Allah SWT telah berfirman bermaksud, ‘setiap yang berjiwa akan merasakan mati.’(QS. Ali-Imran:185), sedangkan saya telah merasakan kematian, dan Allah berfirman yang bermaksud ‘Dan tidak ada seorang pun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu’ (QS. Maryam:71) dan saya telah mendatangi neraka itu dan firman Allah lagi yang bermaksud ‘...Dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya (surga)’ (QS. Al-Hijr:48)”, ujar Nabi Idris.

Maka Allah menurunkan wahyu kepada malaikat maut tersebut ‘Biarkanlah dia, karena Aku telah menetapkan di azali, bahwa ia kan bertempat tinggal di surga.’

3. Nabi Ilyas AS

Menurut sebuah riwayat hadist, Nabi Khaidir dan Nabi Ilyas bertemu setiap tahun saat musim haji dan mereka berdua saling mencukur (tahalul) kepala satu sama lain.

Dikisahkan dalam sebuah hadist bahwa Nabi Khaidir dan Nabi Ilyas selalu bertemu di musim haji. Hal tersebut membuat para ulama

berpendapat jika Nabi llyas masih hidup.

Tak jauh berbeda dengan Nabi Idris, suatu ketika malaikat maut bermaksud datang kepada Nabi Ilyas untuk mencabut nyawanya, namun Nabi Ilyas menangis kepada malaikat maut.

Setelah ditanya mengapa oleh malaikat maut.

Nabi Ilyas mengaku sedih meninggalkan dunia,seba tak akan memiliki kesempatan lagi untuk berdzikir kepada Allah SWT.

Allah SWT pun mendengar kesedihan Nabi Ilyas,

kemudian menurunkan wahyu agar maut menunda pekerjaannya mencabut nyawa Nabi Ilyas.

Hingga kini, Nabi Liyas diduga masih hidup dan terus berdzikir kepada Allah.

4. Nabi Isa AS

Umat Nasrani meyakini bahwa Isa Al-Masih wafat dalam keadaan di kayu Sali pada hari Jum’at. Hari tersebut kemudian dijawab dengan Jum’at agung.

Sedangkan menurut aqidah Islam, secara jelas dan tegas Allah SWT menjelaskan dalam QS. Surat An-Nisa: 157 memberikan bantahan mengenai penyalipan Nabi Isa AS.

“Mereka tidaklah membunuh Isa dan tidak pula menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa.”

Para ahli tafsir bersepakat bahwa Nabi Isa AS tidak pernah disalib, sebagaimana ditegaskan dalam QS. An-Nisa:157 tadi. Orang yang meninggal dalam kayu salib tersebut sebetulnya adalah seorang yang oleh Allah SWT

diserupakan dengan Nabi Isa AS. Banyak pihak yang meyakini bahwa orang tersebut bernama Yudas Iskariot.

Perbedaan pendapat mengenai masih hidup atau tidaknya Nabi Isa terjadi diantara ahli tafsir terutama dalam memaknai QS. Ali-Imran:55.

Beberapa ahli tafsir meyakini bahwa kata

‘Mutawafiqa’ yang berada di dalam QS. Ali-Imran:55 artinya mewafatkan engkau. Pada ayat tersebut bermakna sesuai dengan arti makna lahirnya yaitu “wafat” atau “mati”.

Dengan pemahaman semacam itu, mereka meyakini bahwa Nabi Isa AS telah benar-benar diwafatkan oleh Allah SWT, sebagaimana Nabi Muhammad SAW.

Sedangkan mereka dalam menafsirkan kata ‘Waraa fi’uka’ yang artinya Allah mengangkat engaku (Nabi Isa)”, sebagaimana terdapat dalam QS. Al-Imran:55.

Bukan dalam arti bahwa Allah mengangkat roh dan jasmani Nabi Isa ke langit, namun Allah mengangkat derajat Nabi Isa AS tinggi-tinggi, sebagaimana Allah mengangkat derajat para Nabi lainnya.

Jadi, yang diangkat oleh Allah menurut para ahli tafsir tersebut bukanlah fisik dan rohani Nabi Isa AS melainkan hanya derajatnya.

Beberapa ahli tafsir lain yang meyakini bahwa Nabi Isa AS belum wafat atau masih hidup berdasarkan pemahaman bahwa kata

‘Mutawafiqa’ yang berada di dalam QS. Ali-Imran:55 bermakna kontekstual yakni menidurkan engkau.

Meski banyak perdebatan ahli tafsir mengenai hal tersebut, namun kebanyakan umat muslim bersepakat bahwa Nabi Isa AS masih hidup.

Wallahu a’lam bishawab


Lingkaranmadiun



Penulis: Pesisirnews.com