Daerah

Kiai Sepuh Sedih Namanya Dicatut, Ini Pelajaran Penting Bagi Pendukung Jokowi-Ma'ruf

pesisirnews.com pesisirnews.com
Kiai Sepuh Sedih Namanya Dicatut, Ini Pelajaran Penting Bagi Pendukung Jokowi-Ma'ruf

KH Abd. Muqshit Idri

SUMENEP-Ada pelajaran penting bagi para pendukung politik, Pilpres, khususnya dari kalangan santri nahdliyin. Jangan main catut nama, itu jauh dari etika pesantren dan NU.

Setidaknya inilah yang disampaikan KH Abd Muqshit Idris, salah satu Pengasuh Pondok Pesantren (PP) Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Jawa Timur kepada Karta.co.id, Selasa (18/12/2018) menjelang Deklarasi Akbar Ulama Madura pendukung Jokowi-Ma'ruf, di Gedung Serba Guna Rato Ebuh, Bangkalan, pada Rabu, 19 Desember 2018.

Bisa dipahami, pencatutan nama itu merupakan pelanggaran etika kepesantrenan. Salah satunya, nama Kiai Sepuh Sumenep KH Abd Muqshit Idris tertera sebagai turut mengundang. Padahal yang bersangkutan tidak pernah dihubungi panitia penyelenggara.

Kiai Muqshit merasa kaget, tiba-tiba diundangan kegiatan, tertera nama Kiai Muqshit sebagai salah satu ulama sepuh Sumenep, turut mengundang. Padahal, yang bersangkutan tidak pernah dihubungi panitia penyelenggara dan ditanya kesediaannya. Sehingga, dia menilai panitia tak menggunakan etikan kepesantrenan dan tradisi NU.


Ini termasuk akhlak madzmumah dan keluar dari tradisi NU," jelas Ketua Dewan Masyayikh PP Annuqayah Guluk-Guluk ini, Selasa (18/12/2018)

Selain itu, dia memaparkan soal pencatutan nama Ketua PCNU NU Sumenep, KH Pandji Taufiq yang juga tidak dikonfirmasi kesediaannya. Perilaku semacam itu, lanjutnya, dinilai merupakan kesalahan fatal, bila dilihat dari ajaran pesantren dan ke-NU-an.

"Saya sungguh keberatan dan sungguh menyayangkan hal ini terjadi di Madura. Saya berdoa, semoga yang melakukan perbuatan ini segera diberi syafaat sehingga tidak mengulangi perbuatannya lagi," harapnya.

Sekedar diketahui, KH. Muqshit Idris selain Sesepuh PP. Annuqayah, juga sebagai tokoh penggerak Ansor dan Banser pertama kali sejak berdirinya NU di Sumenep. Hingga saat ini, yang bersangkutan belum pernah mendeklarasikan dukungannya pada pasangan calon presiden dan wakil presiden pada pemilu 2019 mendatang.

Masih kepadaKARTA.co.id, salah satu panitia Deklarasi Akbar Ulama Madura, bagian umum M Shodik Ramadani mengatakan, telah menyebar sebanyak 50 ribu undangan untuk ulama Se-Madura. 50 ribu itu, disebar di empat Kabupaten di Madura, dengan rincian: Sumenep 200, Pamekasan 1000, Sampang 2000 dan sisanya disebar diwilayah Kabupaten Bangkalan.

Ketika disinggung soal pencatutan nama KH Abd Muqshit, ulama sepuh dan Ketua Dewan pengasuh dari Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep, Shodik mengaku kurang paham. Sebab, Koordinator untuk para kiai berada di bawah kendali KH. Nuruddin dari Bangkalan.

"Jadi Kiai Nuruddin itu yang mengkoordinir kiai-kiai se Madura. Kayaknya di sana sudah ada koordinator Sumenep, gak tahu siapa. Pamekasan juga ada," terangnya.

Penulis: Haikal

Sumber: Duta.co