Daerah

AK PWI PUSAT 2023: Indragiri Hilir, “Negeri Seribu Parit, Hamparan Kelapa Dunia”


AK PWI PUSAT 2023: Indragiri Hilir,  “Negeri Seribu Parit, Hamparan Kelapa Dunia”

Bupati Inhil H.M. Wardan (kiri) bersama tim juri, Agus Dermawan T, Yusuf Susilo Hartono, Nungki Kusumastuti, Atal.S. Depari dan Ninok Leksono. (Foto: Malik PWI)

JAKARTA (Pesisirnews.com) - Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau, adalah negeri “nyiur melambai”. Maksudnya, sejauh mata memandang, kabupaten ini ditumbuhi oleh pahon kelapa.Lebih dari 60 persen wilayah darat kabupaten ini adalah kebun kelapa.

“Tak heran Kabupaten Indragiri Hilir dijuluki ‘Negeri Seribu Parit, Hamparan Kelapa Dunia’,” ujar Bupati Indragiri Hilir H.M. Wardan saat memberikan presentasi di depan Tim Juri Anugerah Kebudayaan PWI Pusat 2023 beberapa waktu lalu.

Luasnya kebun kelapa rakyat di Inhil bagi Wardan adalah anugerah yang memberinya motivasi kuat untuk terus berupaya agar potensi tersebut dimanfaatkan dengan maksimal. Bahkan ia merasa bangga Inhil terkenal dengan kelapanya.

Salah satu gebrakan Wardan adalah menyelenggarakan Festival Kelapa Internasional (FKI) di Indragiri Hilir pada 2017. Kabupaten ini mendapat kepercayaan sebagai daerah pertama yang menjadi penyelenggaraan FKI.

Festival ini dihadiri delegasi dari Malaysia, Belanda, Singapura, Thailand, India, Sri Langka, Tiongkok, dan sejumlah pemerintah daerah penghasil kelapa di Indonesia.

“Kendati FKI telah berakhir tapi kerja belum selesai, berbagai inovasi, regulasi dan kebijakan terus digencarkan demi berkembangnya budidaya tanaman kelapa dan peningkatan kesejahteraan petani,” tekad Bupati Wardan yang bangga mengenakan tanjak kelapa.

Selain itu, demi kelapa Bupati Wardan pun kerap melakukan ekspose baik di tingkat nasional ataupun kepada tamu dari negara luar terkait potensi kelapa di Inhil.

Ia memang mempunyai impian besar tentang kelapa. Ia berencana membangun museum kelapa, mendirikan politeknik perkebunan kelapa, satu rumah satu produk kelapa, dan agrowista kelapa. Muaranya untuk kesejahteraan masyarakat Inhil dengan tagline “Kelapa Menjulang Masyarakat Gemilang”.

Sejarah Panjang

Sejarah kelapa di Indragiri Hilir ternyata panjang. Kelapa sudah mulai dikenal sejak zaman Hindia Belanda. Kabupaten ini dikenal sebagai penghasil kelapa terkemuka, bahkan sampai saat ini.

Pada tahun 1918, Mufti Indragiri Tuan Guru Syekh Abdurrahman Shiddiq bersama keluarga dan muridnya membuat parit-parit untuk mengatur sirkulasi air pasang dan surut air laut. Kita mengenalnya sekarang sebagai sistem kanalisasi.

Parit atau kanal berfungsi menyuplai kebutuhan air bagi tanaman kelapa agar tidak kekurangan air saat kemarau dan tidak terendam saat air pasang atau hujan. Kanal juga digunakan sebagai sarana pengangkut kelapa. Sejak saat itu, sistem kanalisasi secara turun temurun dilakukan oleh masyarakat dan perkebunan kelapa mulai menghasilkan produksi yang meningkat.

Sampai saat ini, bagi masyarakat Indragiri Hilir kelapa tak hanya sebagai primadona sumber ekonomi masyarakat, tapi lebih dari itu. Kelapa menjadi identitas dan jati diri Kabupaten Indragiri Hilir hingga dijuluki “Negeri Seribu Parit, Hamparan Kelapa Dunia”.

Halaman :
Penulis:

Editor: Anjar