BANJAR (Pesisirnews.com) - Wali Kota Banjar bersama Sekretaris Daerah dan beberapa Kepala OPD, Camat dan Kepala Desa/ Kelurahan beserta perwakilan dari KTNA dan HKTI mendatangi Kantor Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy untuk mencari solusi terbaik terkait dampak dari proyek rehabilitasi saluran irigasi yang saat ini tengah dikerjakan oleh BBWS Citanduy, Kamis (1/9).
Dalam kesepakatan yang berhasil dihimpun dari berbagai pendapat dalam rapat yang dilaksanakan di Aula Manganti Kantor BBWS, untuk mengatasi keluhan petani dengan adanya dampak pengerjaan proyek tersebut, diambil solusi terbaik yang kedepannya akan segera dilaksanakan oleh BBWS.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Banjar melalui Sekretaris Daerah Ade Setiana seusai rapat mengatakan, kita mencari solusi atas pengerjaan rehabilitasi saluran irigasi yang dilaksanakan oleh BBWS.
"Kita sekarang mencari solusi, sementara sosialisasi sebelumnya kepada warga ada miss. Sehingga ada warga yang tidak boleh menanam, ini malah menanam sehingga akhirnya mengalami kekeringan, " ucapnya.
Menurut Ade, saat ini sudah ada 2 solusi yang diharapkan bisa menjadi jalan keluar dari masalah yang saat ini menimpa warga.
"Solusi yang pertama kita akan menginventarisir mana yang bisa menggunakan pompa apabila ada sumber air dan yang kedua infrastruktur itu corannya sudah kering apabila bisa dilalui air, salurannya bisa dibuka kembali.
Tapi yang jelas, yang ada sumber airnya langsung diatasi dengan bantuan pompa dari BBWS, " jelasnya.
Sementara itu Kepala BBWS Citanduy Bambang Hidayah menyampaikan terkait warga yang belum mengetahui sosialisasi tentang proyek tersebut. Pihaknya dari diawal sudah melakukan sosialisasi, dan seharusnya tidak ada masalah.
"Dari sosialisasi yang kami lakukan biasanya Komisi Irigasi ini berjalan mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa nanti akan ada masa kering dari tanggal sekian sampai tanggal sekian.
Namun sepertinya karena belum ada Komisi Irigasi, jadi sosialisasinya belum berjalan secara nyata, sehingga tidak semua warga mengetahui sosialisasi tersebut, dan masih ada warga yang menanam, " jelasnya.
"Saat ini kita akan cari kesepakatan, jika ada lahan yang kering kita cari solusi dengan mencari sumber air dan kita bantu dengan fasilitasi pompa, "pungkasnya.
Sebelumnya para petani yang bergabung di Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) dan Himpunan Kelompok Tani Indonesia ( HKTI) pada hari Selasa (30/08/2022) lalu sempat mendatangi Kantor Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS ) Citanduy Kota Banjar untuk menyampaikan keluhan terkait dampak dari pengerjaan Proyek Rehabilitasi Saluran Irigasi, dimana sekitar 1.200 hektare lahan pertanian (sawah) mengalami kekeringan, dan dikhawatirkan akan gagal panen.
Namun kedatangan perwakilan dari petani, KTNA dan HKTI saat itu belum bisa membuka komunikasi antara pihak warga (petani ) dengan BBWS, sehingga keluhan dari para petani belum bisa mendapat solusi/jalan keluar untuk masalah yang saat ini para petani hadapi. (PNC/Nier)
Penulis: Nier