Ekbis

Erick Thohir Menjaring Bos BUMN Tidak Berhenti Pada Mantan Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama Alias Ahok

pesisirnews.com pesisirnews.com
Erick Thohir Menjaring Bos BUMN Tidak Berhenti Pada Mantan Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama Alias Ahok

Foto: Hendra Kusuma

Jakarta, PESISIRNEWS.COM - Erick Thohir Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bakal menjaring calon-calon bos perusahaan pelat merah selama setahun ke depan. Dengan begitu akan ada bongkar pasang di tubuh BUMN.

Pada kesempatan sebelumnya, Erick menyampaikan bahwa dirinya akan menjaring calon bos BUMN yang mana tak hanya berhenti di Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.

BACA JUGA :PENEMUAN-BANGKAI-BABI-YANG-MENGHEBOHKAN-DI-MEDSOS-PELAKU-MENGAKU-DI-UPAH-RP-500-RIBU

BACA JUGA :Istri-Galih-Ginanjar-Barbie-Kumalasari-Rela-Melakukan-Apa-Saja-Demi-Kercantikan-


"Ya mungkin sampai tahun depan, orang (jumlah BUMN) 142. (Ibaratnya) kalau 142 (BUMN) dibagi 365 (hari) tiap tiga hari ada yang diganti ya kan," kata Erick ditemui di Kompleks Istana, Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Apa alasan Erick bongkar pasang BUMN? Sektor apa saja? Seperti apa pemimpin BUMN yang dibutuhkan?

Staf Khusus Menteri BUMN Bidang Komunikasi Publik Arya Sinulingga mengatakan, Kementerian BUMN bakal mengevaluasi kinerja jajaran di perusahaan milik negara. Bila performanya tidak bagus maka siap-siap diganti.

"Gini, kita evaluasi, mana BUMN yang kinerjanya bagus sih kita lanjutkan, kalau yang nggak baik ya diganti. Jadi semua dievaluasi pasti kan. Sangat wajar kita mengevaluasi seluruhnya," kata dia saat dihubungi detikcom, Jakarta, Minggu (17/11/2019).

Namun kementerian tidak akan serta-merta mengganti begitu saja. Dari hasil evaluasi yang dilakukan akan kelihatan apakah jajaran di BUMN masih bisa diberikan kesempatan, atau memang harus diganti.

"Itu kan bagian dari evaluasi. Kalau dianggap bahwa masih bisa mungkin bisa maju sih diterusin, tapi kalau nggak ya diganti," tambahnya.

Staf Khusus Menteri BUMN Bidang Komunikasi Publik Arya Sinulingga menyebutkan, setidaknya ada tiga sektor prioritas terkait hal di atas.
[MGID]
"Perbankan bisa juga kan, energi bisa, industri juga iya. Kan kita sekarang butuh industri ya supaya industri kita kalau bergerak kan bisa mempengaruhi yang lain juga," kata dia saat dihubungi detikcom, Jakarta, Minggu (17/11/2019).

Industri pertahanan juga jadi perhatian. Apalagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menekankan agar impor alutsista dikurangi.

"Itu juga akan jadi bagian dari itu lah ya. Kita kan juga akan koordinasi dengan teman-teman di Kemhan juga ya," sebutnya.
[ADSENSE]
Namun semua sektor tetap dievaluasi untuk melihat kinerja di tiap-tiap BUMN. Hanya saja yang diutamakan adalah perusahaan yang memiliki dampak paling besar terhadap perekonomian Indonesia.

"Pasti yang mempengaruhi perekonomian bangsa lah, yang paling berdampak. (BUMN) yang kecil-kecil nanti bisa bertahap," tambahnya.

Staf Khusus Menteri BUMN Bidang Komunikasi Publik Arya Sinulingga menjelaskan bahwa karakter pemimpin perusahaan pelat merah yang dicari disesuaikan dengan beberapa faktor.

"Disesuaikan dengan kondisi pasar, disesuaikan dengan industrinya, disesuaikan dengan manajemennya, pasti itu," kata dia saat dihubungi detikcom, Jakarta, Minggu (17/11/2019).

Menurutnya calon bos BUMN yang bakal dijaring kementerian tak berasal dari kalangan politik. Selain itu calon-calon yang dijaring harus memiliki rekam jejak yang bagus.

Dihubungi terpisah, Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto menilai calon bos BUMN yang akan dipilih Erick harus bisa menghadapi dua tantangan sekaligus, yaitu menjadi agen pembangunan dan mencari keuntungan.
[ADNOW]
"Pimpinan BUMN yang ideal adalah yang mampu mengkombinasikan tugas BUMN sebagai agent of development (PSO) sekaligus tugas lainya sebagai entitas yang mampu creating profit," jelasnya.

Dalam konteks di atas, menurutnya penting seorang pemimpin menguasai aspek kepemimpinan visioner, kemampuan pemahaman bisnis yang kuat, kemampuan melaksanakan manajemen perubahan, serta menjaga integritas yang kuat.

Sumber ;https://finance.detik.com

Penulis: Haikal