MOSKWA (Pesisirnews.com) - Meskipun Rusia dikenal sebagai negara yang mampu memproduksi pesawat komersial buatan sendiri, namun industri penerbangan Rusia juga diisi cukup besar oleh pesawat Boeing dan Airbus buatan Amerika Serikat dan Prancis.
Sanksi Internasional yang diterapkan terhadap Rusia karena menginvasi Ukraina turut membuat Boeing dan Airbus sama-sama memutuskan kebijakan menangguhkan dukungan mereka untuk pesawat yang dioperasikan oleh maskapai Rusia, termasuk menghentikan penyediaan suku cadang baru, pemeliharaan, dan layanan dukungan teknis.
Dampak sanksi internasional dalam dunia penerrbangan ini telah menimbulkan banyak pertanyaan tentang bagaimana Rusia dapat mempertahankan pesawatnya di udara.
Melansir situs penerbangan aerotime.aero Jumat (8/4), menjawab sanksi tersebut, Rusia kini mendorong untuk menghidupkan kembali program pesawat domestik, khususnya Tupolev Tu-214 dan Ilyushin Il-96.
Sejauh ini United Aircraft Corporation (UAC) Rusia telah meluncurkan produksi 20 pesawat jarak jauh Tu-214 berbadan sempit.
Berbicara kepada kantor berita Rusia TASS pada 6 April 2022,chief executive officer UAC, Yuri Slyusar mengkonfirmasi bahwa jet Tu-214 buatan dalam negeri akan menggantikan pesawat penumpang Boeing dan Airbus.
Perusahaan ini juga berencana untuk meningkatkan laju produksi dalam waktu dekat untuk dua pesawat buatan Rusia, khususnya jet penumpang jarak jauh berbadan lebar Ilyushin Il-96, dan Ilyushin Il-76, sebuah pesawat multi-tujuan bermesin turbofan airlifter strategis.