Hukrim

Waduh...Ternyata Penculik dan Pembunuh Anak di Perawang Masih Berusia 19 Tahun dan Dikenal Pendiam

Pesisirnews.com Pesisirnews.com
Waduh...Ternyata Penculik dan Pembunuh Anak di Perawang Masih Berusia 19 Tahun dan Dikenal Pendiam

Pelaku penculikan ternyata masih berusia 19 tahun. (Foto:Tribunpekanbaru)

SIAK-Pelaku penculikan dan pembunuhan terhadap anak usia 5 tahun di Perawang, Kabupaten Siak, Riau berinisial MS ternyata masih berusia 19 tahun. Selama ini, dia dikenal sebagai remaja pendiam di tempat tinggalnya Kampung Pinang Sebatang Timur, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak.


"Dia merupakan sosok pendiam. Sehari-hari tidak ada ciri-ciri jahat yang diperlihatkan MS kepada masyarakat sekitar," kata Febri, salah seorang warga, Minggu (30/12/2018).


Warga sekitar tidak menyangka MS bisa bertindak sejahat itu. Apalagi terhadap anak seorang tokoh agama sekaligus guru pesantren. Apalagi MS pernah menimba ilmu di pesantren yang diasuh ayah korban, Roffi.


"Warga di sini tak habis pikir, apa yang merasuki MS. Kenapa bisa sebegitu kalut sampai menculik dan membunuh? Semuanya masih menjadi pertanyaan warga di sini," ulas dia.


Rumah yang ditinggali MS bersama keluarganya juga tampak kosong pada Minggu ini. Sementara MS sudah berada di dalam kandang situmbin, Mapolres Siak. MS menculik Ayub, Jumat (28/12/2018). Kasus penculikan dan pembunuhan terhadap anak umur 5 tahun, Ayub menjadi pembicaraan warga Kabupaten Siak.


Terungkap, pelakunya MS ternyata pernah sekolah di pondok pesantren yang diketuai ayah korban, Roffi (38). Febri, warga Perawang menyebut, ayah korban Roffi merupakan orang baik, sekaligus tokoh masyarakat.


Roffi merupakan pimpinan di Ponpes di KM 12 Kelurahan Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Riau. "Itu pelaku MS pernah sekolah ditempat yang diajar sama ayah korban," kata Febri, Minggu (30/12/2018).


Febri tidak menyangka kenapa pelaku tega menghabisi nyawa anak gurunya sendiri. "Ini masih menjadi pembicaraan di Perawang, kenapa pelaku begitu sadis dan tega, seperti dalam film-film saja kasus di tempat kami ini," ulasnya.


Diketahui, korban penculikan dan pembunuhan itu bernama Ayub. Umurnya baru 5 tahun. Ayub bersama keluarganya tinggal di Jalan Pendidikan Km 12 Perawang Barat. Saat Roffi bersama rekan seprofesinya Asril berangkat ke Pekanbaru, Jumat (28/12/2018), Ayub dititipkan di rumah neneknya di Jalan Indah Kasih gang Rayana, Perawang.


Saat bermain di halaman rumah neneknya tersebut, MS datang dan membawa Ayub menggunakan sepeda motor menuju arah jalan pipa Caltex atau jalan Cendrawasih.


Kemudian Ayub tidak pulang kembali. MS mengirimkan pesan singkat SMS kepada rekan ayah korban, Asril. SMS itu mengabarkan kalau Ayub telah diculik dan sedang berada di tangan pelaku. Pelaku melalui SMS itu meminta orangtua korban menebusnya Rp 300 juta. Kalau tidak nyawa anak itu jadi jaminannnya.


Asril kaget lalu menyampaikan ada pesan masuk terkait kondisi Ayub kepada Roffi. Mereka menghubungi saudaranya yang tinggal di gang Rayana Jalan Indah Kasih. Ayub memang tidak ada lagi di rumah neneknya tersebut.


Roffi dan Asril gusar lalu pulang ke Perawang. Setelah berupaya keras mencari keberadaan Ayub, tiba-tiba telepon masuk ke rekan ayah korban bernama Abdul Mukti. Ancaman dari pelaku melalui sambungan selulernya lebih menyeramkan.


Kapolsek Tualang Kompol JJ Hutapea langsung berkoordinasi dengan Kapolres Siak AKBP Ahmad David. Kemudian Tim Opsnal Polres Siak dan Polsek Tualang melakukan penyelidikan. Sabtu (29/12/2018), tim Opsnal Polres dan Polsek Tualang mendapati saksi mata yang pernah melihat korban bersama pelaku naik sepeda motor menuju arah jalan Cendrawasih.


Saat menelusuri itu, ternyata M Sidik terlihat di depan hotel Erine, Jalan M Yamin Kelurahan Perawang. "Tim Opsnal melakukan pengecekan terhadap HP milik yang diduga pelaku penculikan itu, ternyata nomor yang digunakan pelaku tersebut benar melakukan SMS meminta tebusan uang Rp 300 juta ke saksi I (Asril)," kata Kompol JJ Hutapea.


Terduga M Sidik tersebut akhirnya mengakui dan menunjukan lokasi tempat ia melakukan pembunuhan. Kemudian jasad Ayub dibuangnya di parit dekat jalan Cendrawasih (Pipa Caltex ) Perawang Barat. Tim Opsnal melakukan pengecekan ke lokasi tersebut.


Kemudian ditemukan sesosok mayat anak-anak umur 5 tahun jenis kelamin laki laki dengan kondisi tangan terikat, leher terikat dan kaki terikat dengan menggunakan pakaian korban. Posisi korban setengah badan telungkup dari bagian pinggang ke kepala tertimbun tanah kuning dan pakaian korban lucut.


Atas kejadian tersebut korban langsung dibawa kerumah sakit Bhayangkara Pekanbaru untuk dilakukan otopsi, sementara pelaku digelandang ke Mapolres Siak. (*)

Penulis: Zanoer

Sumber: Fokusriau.com