Untuk itu, Pemerintah Arab Saudi mencari tahu kebenarannya kepada Habib Rizieq Shihab.
Isu itu, kata dia, lagi-lagi datang dari Pemerintah Indonesia.
"Jadi sekali lagi bukan pemerintah sini yang membuat kita susah, yang membuat kita susah adalah rezim yang masih tidak puas yang ingin balas dendam politik kepada saya, karena jagoannya kalah di Pilkada Jakarta, itu aja," jelasnya.
Mendengar pernyataan tersebut, Juru Bicara Kepala BIN Wawan Purwanto membantah tudingan dari Habib Rizieq Shihab tersebut.
Ia bahkan menyarankan agar pihak Habib Rizieq Shihab tidak menuding tanpa bukti.
"Memang tidak ada operasi intelejen itu, kita tidak ingin gegabah seperti itu, makanya harus kita klarifikasi dulu sebelum menyampaikan sesuatu, jangan ngomong kalau nggak ada bukti," jelasnya dilansir TribunnewsBogor.com dalam tayangan Prime News CNN di YouTube CNN Indonesia, Sabtu (10/11/2018).
"Kita ingin mengingatkan semua pihak agar tidak mudah memberi statemen apalagi dengan media sosial," tambahnya.
Jika hal itu dilakukan, kata dia, isunya akan terus bergulir ke mana-mana yang akhirnya orang menimbulkan spekulasi-spekulasi yang tidak siap.
"Dan menimbulkan kegaduhan baru atau masalah hukum baru," tandasnya.
Ia juga menjelaskan, meski FPI tak menyebut BIN, pihaknya tetap akan beraksi, karena pihak FPI menyebut tim lapangan Pejaten.
"Tim beraksi karena FPI menyebut tim lapangan Pejaten, makanya kita perlu klarifikasi," ujarnya.
Wawan Purwanto juga menegaskan kalau BIN tidak menganggap Habib Rizieq Shihab sebagai musuh.
Sementara itu, mengenai tudingan Habib Rizieq Shihab soal dendam pilkada, Pengamat Intelijen memiliki pandangan lain.
Ia mengatakan, kalau kasus Habib Rizieq Shihab di Arab Saudi itu merupakan operasi sungguhan yang dilakukan oleh intelijen.
"Jika BIN tidak tahu, maka ada intelijen liar yang berperan," katanya.
Ia kemudian mengerucutkan, kalau pihak yang melakukan hal itu pada Habib Rizieq Shihab adalan intelijen dari BIN atau kepolisian.
"Kalau tentara saya ndak yakin," ujarnya.
Sebab, kata dia,BIN seharusnya tahu, kerena memiliki deputi luar negeri yang mengetahui semua potensi ancaman dari luar negeri.
"Kalau BIN mengatakan tidak tahu, berarti yang melakukan ini intelijen luar biasa," tandasnya.
Wawan Purwanto kemudian menjawab, kalau BIN tidak pernah memerintahkan hal tersebut.
Ia juga menegaskan, hal itu tidak ada hubungannya dengan kekalahan di Pilkada DKI Jakarta.
Sebab, kata dia, menang kalah dalam pemilu itu adalah hal yang biasa.
(tribunnews.com)