Pesisirnews.com - China pada Rabu (26/5) kembali menuduh Amerika Serikat (AS) 'menyebarkan' teori konspirasi dan disinformasi" ketika teori itu muncul kembali bahwa virus corona muncul dari laboratorium China di Wuhan.
Atas hal tersebut China mendesak Washington untuk membuka fasilitas virologinya untuk diawasi.
AS diketahui selama ini membuat tekanan untuk penyelidikan baru terhadap asal-usul Covid-19 setelah misi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ke China, yang diliputi oleh penundaan dan beban politik, mengembalikan temuan yang tidak meyakinkan.
Institut Virologi Wuhan menjadi sorotan setelah sebuah laporan di The Wall Street Journal, mengutip intelijen AS, mengatakan tiga pekerja laboratorium di sana dirawat di rumah sakit pada November 2019 dengan gejala mirip virus corona, sebulan sebelum kasus pandemi pertama yang dideklarasikan.
Surat kabar itu juga mengatakan para peneliti telah mengumpulkan sampel tujuh tahun sebelumnya dari sebuah tambang di barat daya China, tempat para penambang terjangkit penyakit misterius dari virus korona baru yang ditularkan oleh kelelawar.
Mengulangi penolakan laporan sebelumnya, Zhao Lijian, juru bicara kementerian luar negeri China, menuduh AS menyebarkan teori konspirasi dan disinformasi seperti kebocoran laboratorium.
Teori bahwa virus pembunuh bocor dari laboratorium China pada awalnya dipicu, antara lain, oleh pemerintahan mantan presiden AS Donald Trump.
Zhao mengatakan itu tidak menghormati penyelidikan WHO dan merusak solidaritas global untuk melawan virus.