TEHERAN, Pesisirnews.com - Kabar terbunuhnya salah satu pimpinan tertinggi Al Qaeda Abu Muhammad al-Masri di jalanan Teheran tengah menjadi topik hangat di sejumlah media asing setelah NY Times memuat berita tersebut, Jumat (13/11).
Dalam laporannya, NY Times menulis Abdullah Ahmed Abdullah, yang dipanggil dengan nama samaran Abu Muhammad al-Masri, ditembak mati di jalanan Teheran oleh dua pembunuh dengan sepeda motor pada 7 Agustus 2020. Dia dibunuh bersama putrinya, Miriam, janda putra Osama bin Laden, Hamza bin Laden.
Menurut empat pejabat anonim seperti di tulis NY Times, serangan itu dilakukan oleh operasi intelijen Israel atas perintah Amerika Serikat (AS). Tidak jelas peran apa yang dimainkan oleh AS, yang telah melacak pergerakan al-Masri dan operasi Al Qaeda lainnya di Iran selama bertahun-tahun.
Kematian Mr al-Masri telah dikabarkan tetapi tidak pernah dikonfirmasi sampai sekarang. Untuk alasan yang masih belum jelas, Al Qaeda belum mengumumkan kematian salah satu pemimpin puncaknya, dan pejabat Iran juga menutupinya. Selain itu tidak ada negara yang secara terbuka mengaku bertanggung jawab atas kematiannya.
Al-Masri, menjadi target operasi intelijen AS setelah dituduh sebagai salah satu perencana utama serangan yang menghancurkan dua kedutaan besar AS di Afrika pada tahun 1998.
Selain itu, seorang mantan pejabat intelijen Israel mengatakan kepada New York Times bahwa al-Masri juga dituduh memerintahkan serangan tahun 2002 terhadap sebuah hotel milik Israel di Mombasa, Kenya yang menewaskan 13 orang dan melukai 80 lainnya.
Al-Masri, yang berusia sekitar 58 tahun, adalah salah satu pemimpin pendiri Al Qaeda dan dianggap sebagai pemimpin tertinggi kedua setelah Ayman al-Zawahri yang menjadi pemimpin puncak Al Qaeda saat ini.