PESISIRNEWS.COM - Diantara shalat yang disunnahkan ialah tahiyatul masjid, yaitu sholat dua rakaat ketika masuk masjid sebelum duduk, Menurut Iman Al Nawawi, Kesunnahan sholat inisudah disepakati oleh mayoritas ulama (ijma`) dan makruh meninggalkannya kecuali ada udzur, Kesunnahan mengerjakan shalat ini didasarkan pada hadis riwayat Abu Qatadah, Rasulullah SAW berkata.إذا دخل Ø£ØØ¯ÙƒÙ… المسجد Ùليصل ركعتين قبل أن يجلس
Artinya : “Apabila kalian masuk masjid hendaklah Shalat dua rakaat sebelum duduk “ (HR Ibnu Majah).
Hadis ini menunjukkan secara jelas anjuran sholat tahiyatul masjid. Namun persolan nya, Pada sholat jumaat, Khususnya setelah Khatib naik mimbar, sebagian orang sering merasa bingung untuk menentukan pilihan, Apakah mengerjakan sholat sunnah atau langsung duduk demi untuk mendapatkan kesunnahan menyimak khutbah.
Persolan ini pernah melanda seorang sahabat pada masa Rosulullah SAWbertindak sebagai khatib jumat, Dikarenakan dating terlambat, demi menyimak khutbah keagamaan, sahabat tadi langsung duduk dan tidak sholat tahiyatul masjid, Rasulpun akhirnya menegurnya, Beliau berkata
صل ركعتين Ø®ÙÙŠÙØªÙŠÙ† قبل أن تجلس
Artinya:â€Shalatlah kamu dua rakaat dengan ringkas (cepat) Sebelum duduk†(HR Ibn Hibbah).
Rosulullah SAW tetap memerintahkan shalat dua rakaat sekalipun khutbah jumat sedang berlangsung ini menunjukkan saking sunnah dan utamanya shalat tahiyatul masjid, Khusus bagi orang yang terlambat, Dianjurkan mempercepat sholatnya agar dapat mendengar khutbah jumat berdasarkan hadis ini, Imam al Nawawidalam al Majmu Sharah al Muhadzdzah mengatakan :
واما إذا دخل والإمام يخطب يوم الجمعة أو غيره Ùلا يجلس ØØªÙ‰ يصلي التØÙŠØ© ويخÙÙها
“Apa bila seorang masukm masjid dan khatib sedang khutbah jumat hendaklah ia shalat tahiyatul masjid terlebih dahulu dan mempercepatnyaâ€
Dengan demikian, Bagi orang yang terlambat datang ke masjid pada hari jumat, sementara khatib sudah naik mimbar, Kesunnahan shalat tahiyatul masjid tetap berlaku. Namun perlu di garis bawahi Kesunnahan ini tidak berlaku, ketika imam sudah takbir ataupun muadzzin sudah iqamah. Pada kondisi ini, dimakruhkan melakukan shalat sunnah dan lebih baik langsung sholat berjamaah bersama imam, Wallahu a `lam.(NuOnline