PESISIRNEWS.COM - Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2) Kemenkes Achmad Yurianto menegaskan bahwa vaksin corona sejauh ini hanya untuk usia sampai 18-59 tahun.
Lalu bagaimana nasib mereka yang berumur di atas 59 tahun? Bukankah mereka kelompok yang paling rentan?
"Kita bukan mengabaikan. Tapi kan seluruh dunia juga sedang meneliti bahwa 18-59 tahun menggunakan vaksin yang kayak apa. Apakah yang existing atau apa. Kalau uji klinisnya belum ada, masa kita nekat?" kata Yuri kepada kumparan, Jumat (23/10).
Lalu, apa ada solusi untuk mereka? Apa mereka masih bisa keluar rumah untuk jalan-jalan dan aman dari virus corona?
"Siapa pun harus memahami vaksin itu secondary prevention (pencegahan sekunder) bukan primary prevention. Primary prevention tetap 3M. Kalau keluar rumah ya tetap 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan)," jelas dokter lulusan Unair yang kemudian terjun di militer ini.
"Emang virusnya bisa baca? Oh sudah divaksin, terus balik [tidak menjangkiti]. Kan enggak," tegas Yuri.
Jadi sekali lagi, Yuri menegaskan, apa yang dilakukan pemerintah tentunya tidak akan mengabaikan siapa pun. Termasuk lansia yang sangat rentan terpapar.
Enggak mungkin kita abai. Ini masalah dunia. Kalau kita abai kita digantung.
--Dirjen P2P Kemenkes Achmad Yurianto
Konten ini diproduksi oleh Kumparan