Lingkungan

Studi: Dampak Pemanasan Global dalam Meningkatkan Bahaya Jamur bagi Manusia


Studi: Dampak Pemanasan Global dalam Meningkatkan Bahaya Jamur bagi Manusia

Ilustrasi: Jamur Candida yang dapat mematikan bagi orang dengan kekebalan tubuh yang lemah. (Int)

(Pesisirnews.com) - Studi baru yang diterbitkan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), mengungkapkan bahwa pemanasan global dan krisis iklim mungkin bertanggung jawab untuk membantu jamur menahan suhu tinggi dan membahayakan manusia.

Studi baru itu menunjukkan kemungkinan jamur penyebab penyakit menjadi kebal terhadap suhu tinggi dan menjadi ancaman bagi kesehatan manusia.

Meskipun tidak ada ancaman langsung dari manusia yang menularkan infeksi jamur satu sama lain, para ilmuwan memperingatkan bahwa peningkatan suhu global dapat menyebabkan mikroba mengubah cara mereka berperilaku dengan manusia selama infeksi.

Studi tersebut menunjukkan bahwa peningkatan suhu global dan perubahan iklim diperkirakan akan menyebabkan peningkatan penyakit jamur pada tumbuhan dan mamalia.

Jamur seperti Candida dan Cryptococcus diketahui menginfeksi dan membunuh orang dengan kekebalan yang lemah, tetapi sebagian besar mikroba ini tidak dapat bertahan dari panas tubuh yang sehat.

Dalam studi itu, para ilmuwan mengungkapkan bahwa kenaikan suhu telah menyebabkan munculnya jamur patogen yang dikenal sebagai Cryptococcus deneoformans, menyebabkan peningkatan jumlah perubahan genetik yang dapat membuat resistensi yang lebih tinggi terhadap panas, dan berpotensi menyebabkan penyakit potensial pada manusia.

Para peneliti menemukan bahwa ketika suhu sekitar meningkat, bagian genom jamur yang berkontribusi pada adaptasinya terhadap lingkungan dan selama infeksi dapat mengalami perubahan.

“Itu bisa terjadi lebih cepat karena tekanan panas mempercepat jumlah mutasi yang terjadi,” kata salah satu peneliti, Dr. Jossa.

Para ilmuwan juga menunjukkan bahwa di antara 800 patogen pertumbuhan di media laboratorium, tingkat pertumbuhan beberapa mutan lima kali lebih tinggi pada jamur yang ditempatkan pada suhu tubuh, dibandingkan dengan yang ditempatkan di lingkungan bersuhu 30 derajat Celcius.

Tantangan tambahan untuk bertahan hidup pada hewan dengan respons imun dan tekanan lain, kata mereka, dapat mendorong bagian genom jamur ini menjadi lebih aktif.

Halaman :
Penulis:

Editor: Anjar