Mantan Presiden Afghanistan: ISIS Adalah Produk AS


Mantan Presiden Afghanistan: ISIS Adalah Produk AS
Sindonews.com
KABUL - Mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai percaya bahwa Amerika Serikat (AS) merupakan sekutu kelompok Islamic State
(ISIS) atau Daesh. Komentar ini mengabaikan langkah AS yang baru-baru
ini menempatkan pasukannya ke Afghanistan untuk memberantas kelompok
teroris, termasuk ISIS.

"Daesh adalah produk AS," katanya dalam sebuah wawancara dengan Fox News di Kabul."Daesh—yang jelas-jelas asing—muncul pada tahun 2015 selama kehadiran AS," katanya lagi.

Karzai,
yang merupakan Presiden Afghanistan dari Desember 2004 sampai September
2014, mengatakan bahwa dia secara rutin menerima laporan tentang
helikopter tanpa tanda yang menjatuhkan pasokan ke faksi teror di
perbatasan Pakistan dan Afghanistan. Kejanggalan itu, kata dia, harus
dijelaskan oleh AS.

Dia juga mengecam tindakan AS yang
menjatuhkan bom non-nuklir terbesar Massive Ordnance Air Blast (MOAB) di
Afghanistan beberapa waktu lalu. Megabom yang dikenal sebagai "Ibu dari
Semua Bom" itu diyakini Karzai sebagai operasi gabungan AS dan ISIS.

"Daesh
sudah mengosongkan sebagian besar keluarga dan milisi mereka, sehingga
ini dikoordinasikan, kelompok ini (ISIS) hanya alat AS. Ini tidak bisa
menjadi alat lain," ujarnya. "Pertama, Daesh datang untuk mengusir
orang-orang dan kemudian AS datang dan menjatuhkan bom besar itu.
Ayolah," katanya mengajak untuk berpikir tentang kejanggalan itu.

"Mereka
(Amerika) menganggap ini bukan tanah orang untuk pengujian dan
pelecehan, tapi mereka salah tentang itu," ujarnya. "Kami memiliki
populasi yang sangat patriotik di sini yang tidak akan membiarkan ini
terjadi."

Dia menyindir julukan MOAB, "Mother of All Bombs" itu
seharusnya diganti. "Ibu adalah sosok yang baik, dia tidak cocok dengan
bom," keluh  Karzai.

"Ini seharusnya menjadi 'Bom Terburuk dari
Semua Bom'. Korbannya adalah kedaulatan Afghanistan, tanah kami dan,
yang paling menyakitkan, martabat kami. Bagaimana mereka bisa mengatakan
bahwa mereka adalah sekutu kami dan kemudian membom kami?," ujarnya
yang dikutip Jumat (5/5/2017). (sindonews.com)
Penulis: