Nasional

Luhut Binsar Panjaitan Beberkan Lockdown Tampa Vaksin,Jadi Pemerintah Memilih PSBB

pesisirnews.com pesisirnews.com
Luhut Binsar Panjaitan Beberkan Lockdown Tampa Vaksin,Jadi Pemerintah Memilih PSBB

Luhut Binsar Panjaitan Menko Kemaritiman

Jakarta,PESISIRNEWS.COM - Untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona (COVID-19) pemerintah lebih memilih PSBB di banding lockdown


BACA JUGA :Sejumlah-Lembaga-Memprediksi-Akhir-Pandemi-Penyebaran-Virus-Corona-di-Indonesia


Dikutip dari detik, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan penerapan lockdown tanpa vaksin akan memberi dampak berkepanjangan. Untuk itu pemerintah tidak memilih lockdown karena belum ada vaksin.


BACA JIGA :Kapolres-Inhil-Survei-Lokasi-Penampungan-dan-Lakukan-Pendataan-Tunawisma


"Lockdown adalah satu-satunya cara untuk mengurangi jumlah kematian secara signifikan. Namun, tanpa vaksin, lockdown akan memberikan dampak berkepanjangan," kata Luhut dikutip dari bahan presentasinya saat menjadi pembicara tamu di SMDV-Agaeti Ventures, dikutip Jumat (8/5/2020).



Dampak yang dimaksud seperti penyusutan ekonomi, meningkatnya pengangguran, dan terganggunya distribusi makanan. "Lockdown akan memberikan dampak berkepanjangan seperti penyusutan ekonomi, pengangguran, gangguan dalam rantai pasokan," ucapnya.

:


Luhut bilang, dibutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mendistribusikan vaksin ke masyarakat umum. Secepat-cepatnya, membutuhkan waktu setidaknya satu tahun.



"Secara umum, vaksin membutuhkan waktu puluhan tahun untuk didistribusikan kepada publik. Bahkan dengan jalur cepat, itu membutuhkan setidaknya satu tahun," ujarnya.



Untuk itu pemerintah memilih PSBB. Jika 70% masyarakat patuh terhadap penerapan PSBB, kebijakan itu dinilai akan efektif untuk memutus mata rantai penularan COVID-19.



Perekonomian global termasuk Indonesia diprediksikan terpuruk tahun ini. Hal itu karena imbas pandemi virus Corona (COVID-19).



Menurut Luhut perekonomian Indonesia akan ikut bergejolak karena pandemi tersebut.



"Proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2020 akan kontraksi. Tingkat tinggi ketidakpastian menunjukkan ada kelemahan dari proyeksi," kata Luhut berdasarkan bahan presentasinya saat menjadi pembicara tamu di SMDV-Agaeti Ventures, dikutip Jumat (8/5/2020).



"Beragam resesi ekonomi akan mempengaruhi Indonesia sebagai mitra dagang utama," tambahnya.

:


Luhut mengatakan Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia minus 3,5% sampai 2,1% pada tahun ini. Kemudian pada 2021 ekonomi Indonesia diproyeksi berada di kisaran 5,2% sampai 5,6%.



Kemudian Asian Development Bank (ADB) memproyeksi ekonomi Indonesia 2,5% pada 2020 dan 5% pada 2021. Selain itu Moody's juga meramal perekonomian Indonesia akan tumbuh 3% tahun ini dan 4,3% pada tahun depan.



Lebih buruknya lagi, International Monetary Fund (IMF) memprediksi ekonomi Indonesia bisa 0,5% pada 2020 dan 8,2% pada 2021. Selain soal dampak Corona terhadap ekonomi Indonesia, Luhut juga bicara soal lockdown.(p).


Penulis: pesisirnews.com