Nasional

Roy Kiyoshi Terawang Pilpres 2019 Memanas Sejak 2018, Baca Juga Pesan Ustadz Abdul Somad

Pesisirnews.com Pesisirnews.com
Roy Kiyoshi Terawang Pilpres 2019 Memanas Sejak 2018, Baca Juga Pesan Ustadz Abdul Somad

Roy Kiyoshi tentang Pilpres 2019 Baca juga pesan Ustadz Abdul Somad 

PESISIRNEWS.COM-Pilpres 2019 sisa empat bulan lagi.


Namun sejumlah orang mulai terawang konidisi Pilpres 2019 nanti salah satunya presenter Roy Kiyoshi.


Roy Kiyoshi dikenal sebagai salah satu anak indigo. Baca juga pesan dai Ustadz Abdul Somad.


Ramainya ramalan anak indigo Cecilia Theresiana terkait penerawangan Pilpres 2019, juga diungkapkan Roy Kiyoshi.


Pilpres 2019 juga disoroti Ustadz Abdul Somad yang meminta kepada umat untuk berpikir cerdas. Berbeda pandangan dengan Cecilia Theresiana dan Roy Kiyoshi yang melihat dengan penerawangan.


Roy Kiyoshi juga pernah menerawang apa yang akan terjadi di Indonesia di tahun 2019.


Ia mengingatkan agar masyarakat hati-hati terhadap beberapa hal ini.



Pertama, gunakan media sosial sebaik-baiknya, agar tidak jadi boomerang untuk diri sendiri.


Ini berkaitan dengan penyelenggaraan Pemilihan Presiden (Pilpres), yang akan berlangsung di tahun 2019.


Menurut Roy, politik sudah memanas pada 2018. Media sosial akan dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi seseorang, dalam tujuan yang tidak baik.


Suku, agama dan ras (SARA) katanya, menjadi hal yang sangat rawan sekali.


Roy juga menerawang akan adanya tokoh-tokoh yang terlihat santun, tetapi justru terbongkar kejelekannya, sehingga dipertanyakan kredibilitasnya.


Sementara itu dalam acara Mata Batin yang ia bawakan di salah satu televisi swasta, Roy Kiyoshi kembali mengutarakan penerawangannya.


Di awal tahun 2019 ini, Roy Kiyoshi kembali memprediksi beberapa peristiwa alam, kecelakaan hingga peristiwa lainnya.


Roy Kiyoshi mengatakan tahun 2019 akan diselimuti peristiwa yang berunsur panas dan api.


Ia melihat ada sebuah gunung di suatu daerah yang mengeluarkan asap dan angin kencang merobohkan baliho jalan.


"Jadi tahun 2019 diwarnai unsur yang sangat panas dan api juga. Saya lihat ada asap di sebuah gunung dan angin yang besar merobohkan baliho," kata Roy Kiyoshi.


Selain bencana alam, Roy Kiyoshi juga berharap tidak akan ada lagi kecelakaan pesawat seperti tahun 2018.


Tetapi, Roy Kiyoshi ragu ketika berharap tidak ada lagi kecelakaan udara yang mengerikan seperti Lion Air JT-610. Pasalnya, Roy Kiyoshi belum mendapat gambaran jelas mengenai kecelakaan pesawat tersebut.


Roy Kiyoshi hanya memiliki suatu keraguan yang mungkin saja kecelakaan udara akan terjadi lagi di tahun 2019.



Tahun 2019 saya belum melihat lebih lanjut, tapi kalau dari kecelakaan udara semoga, mudah-mudahan nggak ada lagi. Pas saya ngomong mudah-mudahan ini saya jadi ngga yakin, rasanya kayak masih ada kemungkinan terjadi tapi belum jelas," jelas Roy Kiyoshi.


Roy Kiyoshi mengatakan penerawangannya mengenai kecelakaan udara di tahun 2019 ini memang berbeda dengan tahun 2018.


Pada tahun 2018, Roy Kiyoshi mendapat gambaran jelas mengenai kecelakaan pesawat yang masuk ke dalam air.


Karena itu, Roy Kiyoshi berharap tidak akan terjadi kecelakaan udara lagi di tahun 2019 ini.


Berkaitan dengan bencana alam, Roy Kiyoshi juga melihat ada tanah retak di suatu daerah di luar kota Jakarta.


Keretakan tanah ini diduga akibat bencana gempa bumi yang mungkin terjadi di tahun 2019.


"Saya lihat ada keretakan di tanah di sebuah daerah, tidak di kota Jakarta," ujarnya.


Sebelumnya, sejumlah peranormal juga sudah memprediksi bahwa masih banyak gempa bumi yang akan terjadi di tahun 2019.


Bahkan mereka juga mengatakan ada beberapa gunung meletus secara bergilir di Indonesia.


Roy Kiyoshi juga melihat peristiwa lainnya di luar bencana alam dan kecelakaan transportasi. Ia melihat kasus bunuh diri justru semakin bertambah di tahun 2019.


Salah satu kasus bunuh diri akan terjadi di sebuah pusat perbelanjaan.


"Kasus bunuh diri akan meningkat drastis di tahun 2019, loncat dari Mal gitu," katanya.


Roy Kiyoshi mengaku tak bisa berbuat banyak untuk membantu seseorang dan masyarakat menghindari semua peristiwa tersebut.


Sampai sekarang Roy Kiyoshi mengaku hatinya masih sering bergejolak mengenai hal tersebut karena tak bisa menghentikan atau membantu seseorang menghindari peristiwa.


Ia hanya mengingatkan agar seseorang selalu berdoa ketika hendak keluar dan masuk rumah.


Sebab tak seorang pun yang tahu akhir hidupnya di dunia tiba. Nah terhadap penerawangan itu boleh percaya boleh juga tidak.(*)


Pesan Ustadz Abdul Somad


Ustadz Abdul Somad memberikan kiat untuk memilih dalam Pemilu (Pemilihan Umum) atau Pilpres (Pemilihan Presiden) 2019.


Menurut Abdul Somad, di masa peralihan kekuasaan atau pemilu, hampir semua aspek kehidupan selalu dikaitkan dengan hal-hal politik.


Mulai dari aspek sosial, ekonomi bahkan aspek agama. Menurutnya hal tersebut adalah hal yang biasa, apalagi dengan perbedaan pilihan.


Baginya itu sangat lazim terjadi. Namun Abdul Somad tidak membenarkan ketika ada pihak yang menyalahkan pilihan pihak lainnya.


Pernyataan Abdul Somad ini disampaikan ketika wawancara bersama Karni Ilyas di Tv One, Jumat (7/12/2018).


Saat itu, Karni Ilyas meminta pendapat Abdul Somad terkait kondisi bangsa terkini.


"Bertepatan dengan tahun politik, bagaimana menurut ustadz melihat situasi yang ada sekarang ini?," tanya Karni Ilyas.


"Saya kira di negara manapun kita tinggal bahwa yang namanya peralihan kekuasan akan selalu memberikan akses terhadap semua lini kehidupan," jawab Abdul Somad.


"Sosial, politik, agama, ekonomi, termasuk juga dalam kajian keagamaan."


"Sehingga selalu dikaitkan dengan politik."


"Selalu saya katakan bahwa berbeda pilihan adalah hal biasa."


"Tapi ketika kita menyalahkan orang yang berijtihad dengan pilihannya, di situ kita mengalami kekacauan pemikiran," kata Abdul Somad.


Lebih lanjut, Abdul Somad menegaskan pentingnya berpikir lurus atau cerdas. Juga menggunakan hati nurani dalam menentukan pilihan.


"Mata boleh jadi berdusta karena tidak bisa melihat kayu yang bengkok di tepi sungai," kata Abdul Somad.


"Kelihatannya bengkok padahal dia lurus."


"Oleh sebab itu maka kita mesti cerdas, dalam hal ini gunakan telinga, mata dengan baik."


"Dan ada satu yang tak bisa dibohongi, nurani kita."


"Maka InsyaAllah, Allah akan memberikan kita pilihan terbaik."


"Tidak perlu takut, tidak perlu cemas, karena kita bukan negara yang baru."


"Sebelum ada republik Indonesia, kami dari pulau Sumatera, khusunya Riau, 1723 kami sudah punya Kerajaan Siak Sri Inderapura."


"Di atas kami Aceh ada yang lebih tua lagi."


"Sahabat-sahabat kita di Kalimantan, di Papua."


"Maka jangan sampai kepentingan sesaat 5 tahun ini merusak kebersaman kita," ungkapnya.




Penulis: Zanoer

Sumber: Tribuntimur