Nasional

Mengapa Hanya TV One Yang Live Reuni 212, TV Lain Ke Mana?

pesisirnews.com pesisirnews.com
Mengapa Hanya TV One Yang Live Reuni 212, TV Lain Ke Mana?

Ilham Bintang

JAKARTA,PESISIRNEWS.COM-Isu Pemred TV One Karni Ilyas dipanggil oleh pihak Istana Presiden
terkait siaran langsung Reuni 212 terus menggelinding. Apalagi acara ILC
yang dibawakan oleh Karni Ilyas mengambil topik melanjutkan aksi Reuni
212. Acara Indonesia Lawyer Club (ILC) yang disiarkan secara langsung
dengan host Karni Ilyas, Presiden ILC, mengupas tuntas dampak Reuni
Akbar 212 terhadap elektabilitas para capres.

Capres yang dimaksud tentu saja Capres
01 Joko Widodo alias Jokowi dan Capres 02 Prabowo Subianto alias
Prabowo.Pada Pilpres 2019, Joko Widodo akan berpasangan dengan KH
Ma'ruf Amin, sedangkan Prabowo Subianto akan berpasangan dengan Sandiaga
Uno.




Apa yang dilakukan TVOne itu menjadi
heboh sebab televisi lain tidak memberitakan live aksi damai yang
diikuti jutaan umat tersebut. Padahal, biasanya aksi dengan massa besar
selalu mengundang televisi untuk siaran langsung.

Untuk itu situs wartakotalive.com
menurunkan berita soal ini dengan meminta tanggapan Ilham Bintang,
wartawan senior dan teman dekat Karni Ilyas. Ilham Bintang juga Ketua
Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) periode 2018-2023.

Menurut Ilham Bintang, dirinya sudah
menghubungi Karni Ilyas dan yang bersangkutan membantah dipanggil oleh
pihak Istana Presiden Jokowi. "Saya sudah minta klarifikasi dari
produser ILC. Info itu dia bilang tidak benar. Sedangkan jawaban saya
kepada yang nanya langsung ke WA saya begini. Saya sih nggak yakin. Mana
Karni Ilyas mau tukar sisa umurnya dengan orang sekelas istana," ujar
Ilham Bintang.

Ilham Bintang pun memberikan penjelasan
secara umum terkait peristiwa Reuni Akbar dalam konteks pemberitaan di
media massa (pers).


Menurut dia, apa yang salah dengan penyiaran berita reuni 212. "Malah,
pertanyaan besar buat saya kenapa beberapa media tidak tertarik memuat
atau menempatkan berita itu di head line media mereka? Mana bisa
dibantah fakta serta kelengkapan beritanya bahwa 212 memiliki magnitufe
yang kuat. Jutaan orang turun ke Monas, dalam kondisi aman, tertib,
khidmat. Padahal, itu sudah ditentang banyak pihak. Malah diasumsikan
itu bakal rusuh. Ditandai pula fakta sehari sebelumnya, puluhan ribu
aparat pengamanan apel siaga di situ." katanya.

Menurut Ilham Bintang, fakta itu suci.
Universal. Dan, informasi itu milik publik. Bukan milik wartawan yang
seenaknya dibikin seperti lempung dengan bersembunyi di balik kata
"policy redaksi" belaka. Kaitan wartawan dengan informasi karena
kebetulan kita memilih profesi wartawan. Rakyat sudah temukan jalannya
sendiri: bikin berita sendiri melalui ponsel dan sebarkan via media
sosial. Bersamaan, mereka telah " mencabut" legitimasi beberapa media
pers dari sanubarinya.

Beda Era Ahok dan Anies

Reuni Akbar 212 berlangsung aman dan
terbit di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Muncul
beragam versi terkait jumlah peserta Reuni Akbar 212. Ada yang mengklaim
jutaan orang, tetapi ada juga yang menyebut hanya ratusan ribuan orang
peserta Reuni Akbar 212.

Tetapi, fakta di lapangan menunjukkan
peserta Reuni Akbar 212 memadati kawasan Monas, Jalan Budi Kemuliaan,
Jalan MH Thamrin sampai Bundaran Hotel Indonesia dan Jalan Jenderal
Sudirman dan sejumlah kawasan lain.

Reuni Akbar 212 ini juga tak lepas dari
pernyataan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat masih menjadi
Gubernur DKI Jakarta pada September 2016. Saat itu, Ahok bicara,
mengutip, dan menafsirkan salah satu ayat di dalam Al Quran yang
kemudian oleh umat Islam dianggap sebagai bentuk penghinaan. Ahok
diadili dan dinyatakan bersalah menghina atau menistaan agama sehingga
pada Mei 2017 divonis 2 tahun penjara.

Aksi damai umat Islam dalam Aksi Bela Islam –cikal bakal Reuni Akbar
212—telah terjadi berulang-ulang pada era Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama alias Ahok. Puncak Aksi Bela Islam digelar pada 2
Desember 2016 yang dihadiri jutaan orang dan ini yang kemudian
melahirkan istilah Reuni Akbar 212 (2 Desember).

Tapi, aksi umat Islam pada era Gubernur
Ahok pada 2 Desember 2016 sangat beda dengan aksi umat Islam pada 2
Desember 2018 atau saat Jakarta dimpimpin Gubernur DKI Jakarta Anies
Baswedan. Perbedaan aksi umat Islam pada era Gubernur Ahok dan Gubernur
Anies hasil penelusuran Wartakotalive,com dari sejumlah sumber yang
sangat kontras.

1. Zaman Ahok dihadiri Joko Widodo, zaman Anies dihadiri Prabowo Subianto

Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf
Kalla diikuti sejumlah menteri seperti Menkopolkam Wiranto menghadiri
aksi Bela Islam 2 Desember 2016. Saat itu Joko Widodo alias Jokowi,
Jusuf Kalla, Wiranto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Panglima TNI
duduk di panggung utama berdampingan dengan Habib Rizieq Shihab. Rizieq
Shihab adalah Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), salah satu pelopor
Aksi Bela Islam 212. Jokowi, Jusuf Kalla, dan sejumlah pejabat terkait
juga ikut melaksanakan salat Jumat beserta peserta aksi.Jokowi berjalan
kaki di tengah hujan saat menghadiri Aksi Bela Islam 212 tersebut.

Tetapi, para Reuni Akbar 212 yang
digelar 2 Desember 2018, Presiden Jokowi dan Jusuf Kalla serta Kapolri
dan jajaran kabinet Jokowi tidak hadir. Jokowi memilih bersepedaan di
Bogor dan Jusuf Kalla menghadiri acara di Argentina.Seperti diberitakan
Setkab.go.id, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengawali kunjungan kerjanya
di Provinsi Jawa Barat, Minggu (2/12), dengan bersepeda santai.

Kepala Negara bersepeda menuju
Kelurahan Bantarjati, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, untuk meninjau
program 'BUMN Hadir Untuk Negeri: Sambung Listrik Gratis Bagi Keluarga
Tidak Mampu'.

Sekira pukul 07.45 WIB, Presiden
berangkat dari Istana Kepresidenan Bogor dengan mengayuh sepedanya yang
berwarna kuning. Dengan berjaket hitam dan berhelm hijau, Presiden
menuju Kebun Raya Bogor. Di Kebun Raya Bogor Kepala Negara sudah
ditunggu, Menteri BUMN Rini Soemarno, Direktur Utama Bank Mandiri
Kartiko Wirjoatmodjo, Direktur Utama BTN Maryono, dan Direktur Utama
Pertamina Nicke Widyawati. Mereka juga telah siap dengan sepeda
tandemnya.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden
bersama-sama dengan rombongan kemudian mengayuh kembali sepedanya. Tak
hanya itu, ratusan milenial BUMN kemudian ikut bergabung untuk bersepeda
bersama Presiden. Keluar dari Kebun Raya Bogor, Presiden menyusuri
Jalan Raya Pajajaran Bogor. Di sepanjang perjalanan, Kepala Negara
menyapa warga yang tengah berolahraga pagi dan beraktivitas di area car
free day (CFD).

Setelah bersepeda sejauh kurang lebih 3 kilometer, sekira pukul 08.00
WIB, Presiden pun tiba di Kelurahan Bantarjati, Kota Bogor.

Sementara itu, Calon Presiden (Capres)
Prabowo Subianto yang pada tahun 2016 tidak hadir di aksi Bela Islam
III, kemarin justru datang dan bergabung bersama umat pada Reuni Akbar
212.Prabowo Subianto datang antara lain ditemani oleh mantan Ketua MPR
Amien Rais.

Kehadirannya dielu-elukan oleh massa
aksi. Mereka memanggil-manggil nama Prabowo sambil mencoba mendekatinya
untuk berfoto. Kehadiran Prabowo dijaga ketat oleh pihak keamanan dari
panitia.

Ia hadir bersama Wakil Ketua DPR RI
Fahri Hamzah dan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon. Sebelumnya
Anies Baswedan juga sudah menghadiri acara terlebih dahulu. Saat tiba di
panggung utama, lagu kebangsaan Indonesia Raya langsung berkumandang.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh salah satunya Gubernur DKI
Jakarta Anies Baswedan.

2. Zaman Ahok diguyur hujan, zaman Anies terang benderang

Pada aksi Bela Islam 2 Desember 2016
atau era Gubernur Ahok yang bertepatan dengan hari Jumat, Jakarta
diguyur hujan. Meski diguyur hujan, peserta Aksi Bela Islam tetap
bertahan dan mengikuti salat Jumat dengan khatib Habib Rizieq Shihab.

Salat Jumat tidak hanya digelar di
kawasan Monas, tetapi juga di sepanjang Jalan MH Thamrin dan Jenderal
Sudirman, Jalan Budi Kemuliaan, dan sejumlah kawasan lain.

Hujan gerimis mengguyur wilayah Jakarta Pusat, saat jutaan muslim
menunaikan ibadah salat Jumat di lapangan Monas dan sekitarnya siang
tadi, Jumat (2/12/2016). Namun tak satu pun peserta salat Jumat yang
bergeser dari tempatnya untuk menghindari hujan

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang
bersama Presiden Joko Widodo ikut menunaikan salat Jumat di lapangan
Monas, memuji sikap dan semangat para peserta salat Jumat tetap teguh
menunaikan shalatnya sampai selesai.

"Saya menghargai semangatnya. Hujan
deras tidak ada yang goyang, tidak ada yang pulang, tidak ada yang lari
berteduh, tidak ada. Semua tetap semangat, luar biasa semangat itu,"
ujar Jusuf Kalla kepada wartawan di kantor Wakil Presiden RI, Jakarta
Pusat.

Ibadah salat Jumat itu dilakukan dalam
rangka aksi "Bela Islam Jilid III" yang menuntut agar Basuki Tjahaja
Purnama alias Ahok untuk segera ditahan terkait dugaan penistaan
agama.Aksi yang dipusatkan di lapangan Monas itu, diperkirakan diikuti
jutaan orang yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Aksi ini berakhir dengan damai tanpa
ada gesekan antara peserta aksi dengan petugas keamanan, seperti yang
terjadi pada aksi "Bela Islam Jilid II" pada 4 November lalu. Wakil
Presiden RI Jusuf Kalla mengapresiasi hal tersebut. "Ya buktinya tetap
damai, Alhamdulillah, Insya Allah," ujarnya.

Tetapi, pada Reuni Akbar 2012 tahun
2018 kemarin atau era Gubernur Anies, Jakarta terang benderang. Sejak
pagi, matahari sudah memancarkan sinarnya menemani aksi Reuni Akbar
212.Padahal berdasarkan informasi dari BMKG, cuaca di Jabodetabek pada 2
Desember 2012 sebenarnya berpotensi turun hujan.Tetapi, hujan pada
2/12/2018 tidak turun di sekitar kawasan Monas atau tempat-tempat
peserta Reuni Akbar 212.

3. Zaman Ahok diikuti penangkapan aktivis, zaman Anies tidak ada penangkapan

Aksi bela Islam III pada 2 Desember
2016 diikuti penangkapan sejumlah aktivis. Polisi menangkap sedikitnya 8
orang aktivis. Penangkapan dilakukan antara lain di sebuah hotel
berbintang di Jalan MH Thamrin dan beberapa tempat lain. Para aktivis
pro demokrasi itu dituduh akan melakukan makar terhadap pemerintahan
yang sah.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli
mengatakan, pengkapan terhadap para aktivis oleh reserse Polda Metro
Jaya itu adalah hasil penyelidikan beberapa hari sebelumnya."Jadi ini
bukan proses 1-2 hari, ini proses lama, lewat penelusuran, pemantauan,
monitoring oleh tim sudah dalam kurun waktu 3-4 minggu terakhir," kata
Boy kala itu.

Aktivis yang ditangkap 2 Desember 2016
antara lain Sri Bintang Pamungkas, Ratna Sarumpaet, Rachmawati
Soekarnoputri, dan Ahmad Dhani Prasetyo. Tetapi, pada Reuni Akbar 212
kali ini, tidak ada atau paling tidak belum ada aktivis yang ditangkap.
Sejauh ini, polisi pun mengapresiasi Reuni Akbar 212 yang berjalan damai
meski dihadiri umat dalam jumlah yang sangat banyak.

4. Zaman Ahok dipimpin Rizieq Shihab, zaman Anies Rizieq Shihab di Arab Saudi

Pada Aksi Bela Islam 2 Desember 2016
atau era Gubernur Ahok, Rizieq Shihab tampil memimpin umat.Rizieq Shihab
juga memberikan khutbah Jumat.

Bahkan setelah Aksi Bela Islam selesai
di Monas, Rizieq Shihab mengendarai mobil terbuka berkeliling menemui
umat hingga ke kawasan Bundaran HI. Rizieq Shihab juga aktif membakar
semangat peserta aksi untuk menuntut Gubernur Ahok yang dianggap telah
menistakan agama Islam dan Al Quran.

Tetapi, pada Reuni Akbar 2012 pada 2
Desember 2018 atau era Gubernur Anies Baswedan, Rizieq Shihab tidak bisa
memimpin secara langsung. Rizieq Shihab juga tidak bisa hadir karena
'dalam pengungsian' di Arab Saudi.

Sejak ditetapkan sebagai tersangka sejumlah kasus, Rizieq Shihab memilih tinggal di Arab Saudi.

5. Zaman Ahok aksi umat digelar di daerah, zaman Anies digelar di Jakarta saja

Unjuk rasa atau aksi Bela Islam 212
yang mendesak penangkapan Gubernur DKI Ahok juga dilakukan di beberapa
daerah di Indonesia. Beberapa daerah seperti Aceh, Sumatera Barat, dan
di sejumlah kota di Kalimantan serta Sulawesi menggelar Aksi Bela Islam
212. Aksi Bela Islam 212 saat itu juga bercampur dengan aksi buruh.

Tetapi, pada era Gubernur Anies, Aksi
Bela Islam atau Reuni Akbar 212 hanya digelar di Jakarta, tepatnya di
kawasan Monas dan jalan protokol di Jakarta.

Meskipun hanya digelar di Jakarta,
peserta Reuni Akbar 212 juga berdatangan dari sejumlah daerah, seperti
dari Sumatera Barat, Aceh, Riau, Kepri, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa
Tengah, dan sejumlah daerah lain.

6. Zaman Ahok minta adili Ahok, zaman Anies sekadar reuni

Aksi Bela Islam pada era Ahok fokus utamanya adalah minta penangkapan dan pengadilan terhadap Gubernur Ahok.

Pernyataan Ahok yang bilang umat Islam jangan mau dibohongi dengan Surat
Al Maidah ayat 51 dianggap menistakan Islam dan Al Quran.

Tetapi, pada Reuni Akbar 212 kali ini,
tidak ada tuntutan utama yang disampaikan. Umat hanya berdoa dan diiring
dengan ceramah dari sejumlah pembicara serta dihadiri sejumlah tokoh
politik. Gubernur DKI Anies Baswedan pun hadir dan menyampaikan pidato,
utamanya berisi sejumlah kegiatan yang telah dilakukan setelah dirinya
menjadi gubernur.
Penulis: Haikal

Sumber: duta.co/https://www.youtube.com/watch?v=6qAz3j584XI