Peristiwa

Tak Terima Bupatinya Disudutkan, Masyarakat Meranti Datangi Pasutri Asal Jakarta Agar Cabut Unggahan Satusnya di Medsos dan Segera Minta Maaf


Tak Terima Bupatinya Disudutkan, Masyarakat Meranti Datangi Pasutri Asal Jakarta Agar Cabut Unggahan Satusnya di Medsos dan Segera Minta Maaf
Status di salah satu media sosial yang diposting oleh pasutri asal Jakarta, telah menyudutkan Bupati Kepulauan Meranti, Irwan.

SELATPANJANG, PESISIRNEWS.COM - Pasang suami istri Andi Rivani dan Yulia beserta Euforia Band, dianggap sangat lancang dengan membuat status di media sosial yang menyebutkan bupati Meranti menzolimi mereka. Terkait hal itu, sejumlah warga Meranti merasa kecewa dan mendatangi yang bersangkutan hingga akhirnya Andi yang mengaku-ngaku seniman dari Jakarta itu meminta maaf.


Kadatangan warga Meranti ke Grand Meranti Hotel, tempat Andi dan keluarga menginap, pada Ahad (17/4), sebanyak dua gelombang. Diawali pertemuan para seniman Meranti di Dorak yang dimotori Taufik Hidayat alias Atan Lasak.


"Kita harus bersikap, Andi mengaku dirinya seniman dari Jakarta dan membuat status di media sosial menyebut nama jabatan Bupati Meranti. Jelas ini melukai hati seluruh masyarakat Meranti,'' ungkap Atan Lasak. 


Sopandi, ketua sanggar Bathin Galang juga sepakat dengan hal itu. Katanya, masalah ini harus diselesaikan sebaik mungkin sebelum ada aksi yang bisa merugikan semua pihak. ''Rasanya kita sudah cukup sabar tapi jangan dipancing,'' kata Sopandi.


''Kita mau tau pula siapa itu Andi. Dia mengaku seniman, seniman seperti apa dia. Kalau hanya membuat lagu dan membuat Sinetron yang tak jadi, apa itu seniman. Kita, orang Meranti lebih banyak berkarya bahkan sudah mendapat pengakuan dengan berbagai penghargaan, tapikita santai saja dan tak mau mengaku-ngaku seniman,'' ungkap seniman musik, Meckroza.


Setelah sepakat bersikap menanyakan maksud dan tujuan Andi, para senimanpun ke Hotel Grand Meranti. Kepada Andi dan Yulia, Atan Lasak menyebutkan kekecewaannya. Sebab, status Andi dan kawan-kawan di media sosial kemudian dikirim ke sejumlah akun sangat melukai hati masyarakat Meranti dan ini akan berdampak buruk terhadap Meranti serta Andi sendiri.


Mendapat pertanyaan itu, Andi mengaku dia ada kerja sama dalam pembuatan album lagu dengan Irwan. Namun, dia juga mengaku ada haknya yang belum dibayar dan melalui Idris Syam, bupati Meranti meminta dia menunggu sehingga dia empat bulan berada di Meranti. 


''Melalui Idris Syam dan Ismail Arsyad, kami juga diusir dari Grand Meranti oleh bupati Meranti,'' kata Andi, seraya mengaku itulah sebabnya dia membuat status demikian di media sosial. 


Mendengar ucapan Andi ini, Syahrizal dengan mengatas namakan masyarakat Meranti langsung saja menyeletup. ''Andakan kerja sama dengan Irwan pada bulan Oktober 2015. Saat itu Irwan tidak lagi menjabat sebagai bupati Meranti karena masa jabatannya sudah habis. Irwan dilantik atau menjadi bupati Meranti pada bulan Februari 2016. Artinya, Irwan menjadi bupati baru dua bulan tapi kenapa Anda mengaku sudah empat bulan diterlantarkan bupati Meranti. Kenapa Anda memburukkan bupati Meranti,'' tuturnya.


Andi sempat terdiam dengan ucapan Syahrizal ini, namun istrinya, Yulia, berdalih dengan menceritakan persoalan yang mereka hadapi. 


''Itu persoalan Anda, bukan persoalan kami. Tapi, begitu Anda menyebut bupati Meranti anda akan berhadapan dengan masyarakat Meranti. Bagi kami, bupati Merani adalah pemimpin kami. Jika pemimpin kami diburukkan dengan fitnahan, jelas kami masyarakat membelanya hingga nyawapun kami pertaruhkan,'' ungkap Syahrizal. 


Rudi Kodon, seniman film Meranti lainnya dengan nada tinggi juga tidak bisa terima atas postingan Andi dan istri yang mengaku diusir seperti anjing. ''Anda paham tidak, yang namanya diusir seperti anjing itu seperti apa. Kalau anda diusir seperti hewan kenapa anda masih berada di sini. Artinya anda tidak diusir,'' kata Rudi sambil memperagakan bagaimana seseorang diusir seperti hewan.


Mendapat cercahan pertanyaan itu, Andi akhirnya meminta maaf secara langsung dan pada malam harinya dia memposting klarifikasi permintaan maafnya lewat media sosial. Namun, dia juga meminta agar difasilitasi untuk bertemu dengan Idris Syam serta Ismail Arsyad, karena dia ingin semua masalah selesai. 


Sore harinya, Idris Syam dan Ismail Arsyad datang untuk menyelesaikan masalah. Sempat terjadi ketegangan, sebab menurut Idris Syam tidak ada Irwan yang sekarang ini notabene adalah bupati Meranti mengusir Andi dan kawan-kawan.


"Yang ada, bahwa kerja sama Andi dengan Pak Irwan hanya sebatas pembuatan album lagu. Pak Irwan mau kerja sama karena mengangkat nama Meranti dan itu sudah selesai. Untuk empat bulan keberadaan Andi dan kawan-kawan di Meranti setelah kerja selesai, jelas Pak Irwan tidak bisa membiayainya,'' kata Idris Syam. 


Menyikapi banyaknya rumah produksi dan managemen hantu belau lainnya yang mengaku dari Jakarta kemudian berniat mengangkat nama daerah dengan kesenian dan sebagainya, seniman dan budayawan Riau, Hang Kafrawi, mengatakan jangan pernah percaya dengan mereka. 


''Kebanyakan mangemen itu penipu dan ini sudah terjadi di Pekanbaru dan Pelalawan. Mereka hanya hebat memberi janji manis, tapi kerjanya nihil. Setelah uang masyarakat terkumpul, mereka kabur. Jadi, jikapun ada daerah mau kerja sama dengan pihak managemen dari Jakarta sebaiknya lihat dulu trade record mereka,'' saran master teater Riau itu.


Hang Kafrawi juga menyarankan, jika ada daerah ingin membuat album lagu dan Sinetron, sebaiknya menggunakan seniman-seniman daerah. Sebab, seniman di daerah tak kalah handalnya dalam dunia perfilman dan musik. 


Lagi pula, kata Hang Kafrawi, seniman di daerahlah yang lebih tau soal adat dan budaya daerahnya, sehingga pesan yang hendak disampaikan dalam lagu ataupun Sinetron bisa tersampaikan dan tidak melanggar adat. Selain itu, biaya yang dikeluarkan akan lebih kecil jika dibandingkan dengan mereka yang mengaku dari Jakarta itu. 


''Apa tau orang Jakarta tentang budaya Melayu, mereka hanya merekayasa dan merusak saja. Sudah cukuplah kita di daerah ini ditipu dengan berbagai modus yang dilakukan pusat, jadi jangan lagi masalah budaya dan kesenian, kembali kita kena tipu,'' ungkap penerima Anugrah Sagang katagori film taun 2010 itu. (rls/mad)



Penulis: