Politik

Arti Kata Unicorn, Kuda Bertanduk dan Startup yang Tidak Diketahui Prabowo


Arti Kata Unicorn, Kuda Bertanduk dan Startup yang Tidak Diketahui Prabowo

Pesisirnews.com - Kata unicorn mendadak jadi perbincangan ramai setelah calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo melemparkan pertanyaan itu kepada capres nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam debat Pilpres 2019 di Hotel Sultan Jakarta, Minggu malam (17/2/2017).

Dilansir dari Pojoksatu.id, dalam debat tersebut, Jokowi bertanya apa yang akan dilakukan Prabowo untuk mengembangkan unicorn di Indonesia. Kata unicorn ini sempat diulang Prabowo untuk memastikan artinya.

BACA JUGA :Kuota-Haji-untuk-Tahun-ini-221-Ribu

"Unicorn itu apa? maksud bapak yang online-online itu?," kata Prabowo mempertegas pertanyaan yang disampaikan oleh Jokowi.

Lalu apa arti kata unicorn? Unicorn termasuk salah satu kata homonim atau kata yang memiliki lafal dan tulisan sama, namun maknanya berbeda. Seperti kata 'bisa' yang berarti racun ular dan kata 'bisa' yang berarti mampu.

Unicorn pun demikian. Kata 'unicorn' juga memiliki dua arti yang berbeda, tergantung konteks kalimatnya.

Unicorn bisa berarti makhluk legenda yang menyerupai kuda bercula atau kuda bertanduk. Pakar mitologi dari McGill University, Kanada, menyebut kisah unicorm muncul dari cerita warga.

Unicorn

Unicorn

Legenda unicorn, Bray menjelaskan, pertama kali muncul dari sebuah buku fabel anonim berjudul Physiologus. Buku dari abad ke-2 yang dikompilasi di Alexandria, Mesir, ini memuat deskripsi tentang unicorn.

Kemudian, orang-orang abad pertengahan meminjam fabel tersebut dan dijadikan mitos. Para pengarang kisah Bestiary (fabel tentang hewan monster) abad pertengahan meluaskan makna unicorn menjadi simbol kristus dan kemurnian.

BACA JUGA :Kebakaran-landa-sungai-Guntung-Simak-video-nya

Dalam konteks pertanyaan Jokowi kepada Prabowo, unicorn yang dimaksud bukanlah kuda bertanduk, melainkan istilah yang sering digunakan dalam dunia perusahaan rintisan atau startup.

Unicorn merupakan istilah yang kerap digunakan pada industri perusahaan teknologi untuk mendefinisikan perusahaan privat yang memiliki nilai valuasi lebih dari US$1 miliar.

Seperti dilansir Venture Beat, saat ini terdapat 229 startup yang masuk dalam kategori unicorn.

Semua startup ini tersebar di berbagai belahan dunia termasuk Amerika Serikat, Tiongkok, Jerman, India, Kanada, Inggris, Singapura, dan Indonesia.

Jokowi dan Prabowo

Jokowi dan Prabowo

Berdasarkan data penelitian dari CB Insights, startup pertama yang menduduki kategori unicorn adalah Uber. Startup asal Amerika Serikat ini memiliki valuasi senilai USD 51 miliar. Posisi kedua diduduki oleh Xiaomi, Tiongkok, senilai USD 46 miliar. Lalu, posisi ketiga diduduki oleh Airbnb, Amerika Serikat, senilai USD 25,5 miliar.

Uber sendiri telah berdiri sejak tahun 2009 silam. Sementara, Xiaomi berdiri tahun 2010 dan Airbnb berdiri tahun 2008. Ketiga start-up ini dapat dilihat bahwa sudah beroperasi selama lebih dari lima tahun. Hal ini berarti, untuk bisa menembus kategori unicorn, sebuah startup harus melalui proses yang tidak singkat.

Sesuai dengan perhitungan dari Venture Beat, sebuah start-up memang membutuhkan waktu yang cukup lama sebelum bisa menembus kategori unicorn. Startup rata-rata membutuhkan waktu sekitar enam tahun untuk bisa menembus kategori tersebut.

Di Asia Tenggara sendiri baru terdapat delapan unicorn. Empat diantaranya merupakan unicorn asal Indonesia yakni Tokopedia, Bukalapak, Gojek dan Traveloka.

Berikut penjelasan singkat 4 unicorn yang ada di Indonesia, sebagaimana dilansir CNN Indonesia:

1. Gojek
Perusahaan ride-hailing ini digawangi oleh Nadiem Makariem sekitar 2010. Gojek menjadi unicorn pertama yang 'lahir' di Indonesia pada 2016 lalu.

Gojek menjadi unicorn tepat saat usianya menginjak 6 tahun. Saat itu, Gojek menerima pendanaan senilai $550 juta dari konsorsium 8 investor yang digawangi oleh Sequoia Capital.

2. Tokopedia
Beranjak ke Tokopedia. E-Commerce yang didirikan oleh William Tanuwijaya ini hadir satu tahun sebelum Gojek, tepatnya pada 2009. Tokopedia berhasil menjadi unicorn kedua di Indonesia pada 17 Agustus 2017 setelah mendapatkan pendanaan dari Alibaba.

3. Traveloka
Traveloka atau platform perpesanan tiket online tersebut digawangi oleh Ferry Unardi dan dua rekannya. Traveloka lahir pada 2012 dan mengukuhkan posisinya sebagai unicorn pada 2017.

Traveloka menjadi unicorn setelah mendapatkan pendanaan dari perusahaan sejenis milik asing yakni Expedia.

4. Bukalapak
Terakhir, yang baru-baru ini mengundang kontroversi yakni Bukalapak. Platform e-commerce ini berdiri pada 2010 digawangi oleh Achmad Zaky. Saat ini Bukalapak menjadi unicorn keempat yang ada di Indonesia.(***).

Penulis: admin