Politik

Dahnil Anzar Beberkan Alasan Prabowo Menegur Media, Gede Pasek Suardika Beri Tanggapan


Dahnil Anzar Beberkan Alasan Prabowo Menegur Media, Gede Pasek Suardika Beri Tanggapan
Tribunwow.com

Gede Pasek Suardika 

Jakarta, Pesisirnews.com - Wakil Ketua Umum Partai Hanura,Gede Pasek Suardika menanggapi pernyataan jubir capres-cawapres nomor urut 02Prabowo Subianto-Sandiaga Uno,Dahnil Anzar Simanjuntak.


Hal itu disampaikanGede Pasek Suardika melalui akun Twitter-nya, @G_paseksuardika, Jumat (7/12/2018).


Awalnya, Dahnil Anzar Simanjuntak menuliskan alasan capres Prabowo Subianto menegur sejumlah media yang dianggap tidak bekerja sebagaimana mestinya sebagai pilar demokrasi.


Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan jika Prabowo tidak ingin kualitas demokrasi Indonesia dirusak oleh para pemilik media.


Pemilik media, kata Dahnil Anzar, adalah mereka yang menggunakan pemberitaan menjadi alat propaganda politik dan kebohongan.


"Kenapa Mas @prabowo menegur media-media yg tdk bekerja sebagaimana mestinya sebagai pilar demokrasi?.


Sederhana, beliau tdk mau kualitas demokrasi kita dirusak oleh para pemilik media yg "menggunakan" media mrk sekedar menjd alat propoganda politik dan kebohongan," tulis Dahnil Anzar Simanjuntak melalui akun Twitter@Dahnilanzar.


Menanggapi hal itu,Gede Pasek Suardika mengatakan jikaPrabowo Subianto kemungkinan trauma. Dirinya juga menyinggung soal kasus kebohongan aktivis Ratna Sarumpaet beberapa waktu yang lalu.


"Mungkin saja trauma.... takut berita hoax dimuat lagi. Trauma Jumpa Pers Ratna Sarumpaet yang ternyata hoax kelas berat padahal sudah diekspose live lagi. Narasumbernya masih sama soalnya," tulis Gede Pasek Suardika.




Sementara itu diberitakan sebelumnya, Capres nomor urut 02,Prabowo Subianto mengungkapkan kekecewaannya atas pemberitaan di sejumlah media terkait acara Reuni Akbar 212 yang digelar Minggu (2/12/2018).


DikutipTribunWow.comdari tayangan Kompas TV, Rabu (5/12/2018),Prabowo Subiantomenilai media seharusnya memberitakan Reuni Akbar 212 secara apa adanya.


Menurut ketua umum Gerindra itu, media harus lebih obyektif dalam memberitakan sebuah peristiwa besar.


"Iya tapi redaksi kamu bilang nggak ada orang di situ, hanya berapa puluh ribu itu kan tidak obyektif, nggak boleh dong."


"Kebebasan pers, journalism itu harus obyektif memberitahu apa adanya," kata Prabowo Subianto.


Jika hal itu terus dibiarkan, kata Prabowo, masyarakat akan meninggalkan media.


Prabowo juga mengatakan jika dirinya sudah tidak percaya lagi kepada media yang tidak jelas. Untuk itulah dirinya enggan memberi keterangan kepada media yang tidak jelas.


"Jangan menipu rakyat itu lho, enggak baik, kalau begitu nanti kalian akan ditinggal rakyat. Saya enggak mau kasih keterangan kepada media yang enggak jelas," kataPrabowo Subianto.

Penulis: admin

Sumber: Tribunwow.com