Politik

Diserang Hoax, Gerindra: Saran Kami, Pak Jokowi Belajar Lah dari Pak Prabowo

pesisirnews.com pesisirnews.com
Diserang Hoax, Gerindra: Saran Kami, Pak Jokowi Belajar Lah dari Pak Prabowo

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa ingin 'tabok' oknum yang menyerang dirinya dengan isu tipuan. Jubir BPN Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade, meminta Jokowi belajar dari Capres Prabowo yang santai diserang masalah tipuan.

"Saran kami, Pak Jokowi belajar lah dari Pak Prabowo, bagaimana Pak Prabowo melakukan serangan hoax dengan tenang dan santai," ujar Andre kepada wartawan, Jumat (23/11/2018).

Andre mengatakan, pernyataan Jokowi tersebut bisa menimbulkan kegaduhan baru di masyarakat. Seharusnya Jokowi masalah santai saat diserang isu bohong.

"Bagaimana Pak Prabowo dengan tenang dan santai mengungkit-ungkit kebohongan. Karena sangat kami sayangkan pernyataan Pak Jokowi mau saya tabok ini lagi," tutur dia.

Menurut Andre, Jokowi pernah mengimbau tahun politik atau pemilu saat ini dilakukan dengan riang dan gembira. Tapi Jokowi selalu membuat kegaduhan dengan diksi yang tidak baik seperti sontoloyo, genderuwo dan tabok.

"Katanya mau Pemilu yang riang dan bersemangat tapi faktanya Pak Jokowi terus membikin kegaduhan dengan diksi-diksi yang tidak produktif seperti sontoloyo, genderuwo, dan sekarang mau ditabok," kata Andre yang juga politikus Gerindra.

Sebelumnya, Jokowi merasa gerah diserang masalah tipuan, terutama soal tuduhan dirinya giliran PKI. Jokowi heran masih ada orang yang memercayai masalah tersebut.

Menurut Jokowi, ada 9 juta penduduk Indonesia yang memercayai masalah tersebut. Dia mengaku sudah 4 tahun diserang isu PKI.

"Coba di medsos, itu adalah DN Aidit pidato tahun 1955. La kok saya ada di bawahnya? Lahir saja belum, astagfirullah, lahir saja belum, tapi sudah dipasang. Saya lihat di gambar kok ya persis saya. Ini yang kadang-kadang, haduh , mau saya tabok, orangnya di mana, saya cari betul, "papar Jokowi saat membagikan sertifikat tanah di Lampung Tengah, Lampung, Jumat (23/11).

"Saya ini sudah 4 tahun diginiin. Ya Allah, sabar, sabar, tapi saya sudah bicara karena ada 6 persen yang percaya berita ini. Enam persen itu 9 juta (penduduk) lebih lo. La kok percaya?" imbuh dia.(Riaumandiri.co)    

Penulis: pesisirnews.com