Politik

Kubu Jokowi Makin Kalut, Kini Makin Gencar Serang Prabowo

pesisirnews.com pesisirnews.com
Kubu Jokowi Makin Kalut, Kini Makin Gencar Serang Prabowo

Joko widodo dan Prabowo Subianto

JAKARTA - Jokowi gencar memosisikan dirinya sebagai korban hoax dan fitnah. Bukan hanya Jokowi, Tim Suksesnya juga melakukan hal yang sama: berharap masyarakat melihat pihaknya jadi korban fitnah dan hoax.
Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Erick Thohir, misalnya, mengaku terpaksa ofensif lantaran mengaku selalu diserang. Padahal, bagi kubu Prabowo, pihak Jokowi yang rajin menyerangnya. Paling akhir melalui La Nyalla M. Mattalitti. Ketua Kadin Jatim yang kini merapat ke Jokowi ini menyerang Prabowo dengan isu agama.
Karena itu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno heran dengan pernyataan Erick itu.
"Bukannya sebaliknya? Kami diserang dengan menggunakan narasi-narasi stigma uneducated (tidak berpendidikan) seperti sontoloyo, genderuwo, anti-Pancasila, intoleran dan lain-lain. Bahkan tidak jarang menggunakan aparatur negara, baik hukum maupun aparatur sipil seperti kepala daerah di mana secara demonstratif menunjukkan sikap yang sangat tidak adil. Ketidakadilan dipertontonkan secara vulgar," kata koordinator jubir BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar, saat dikonfirmasi, Jumat (14/12/2018) siang ini.
Erick sebelumnya mengatakan selama ini kubu pasangan nomor urut 01 lebih sering defensif. Bahkan, menurut Erick, selama ini pelaporan terhadap Jokowi-Ma'ruf tidak benar adanya. Oleh sebab itu, mau tidak mau kini timses Jokowi-Ma'ruf diminta beralih ke mode 'menyerang'.
Bagi Dahnil, oposisi memang sewajarnya mengkritik pemerintah. Lagi pula Dahnil menyebut kritik yang disampaikan selama ini masih dalam taraf wajar.
"Sebagai oposisi kami dalam posisi mengkritik petahana dan itu alamiah saja dalam politik, jadi Pak Prabowo dan Sandi tidak pernah menyerang personal atau lainnya. Yang dikritik adalah kebijakan dan sikap yang tidak berpihak kepada rakyat," tegas Dahnil.
Pengamat politik dari lembaga survei Median, Rico Marbun, menganggap pernyataan Erick seperti menunjukkan kekalutan dari kubu Jokowi.
"Saya sebenarnya justru agak khawatir dengan pernyataan ini. Ini bisa jadi semacam sinyal kekalutan dari kubu petahana," kata Rico saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (14/12/2018) siang ini.
Kalkulasi di atas kertas, kata Rico, petahana unggul segalanya dari sisi formasi variabel pemenangan. Pertama, Rico menyebut seluruh kerja Jokowi secara otomatis menjadi nilai jual dan mendapat coverage pemberitaan yang penuh, baik sengaja ataupun tidak. Ini yang dalam bahasa Sandiaga Uno disebut kemewahan petahana. Bisa "kampanye dibiayai" negara.
"Kedua, formasi kepala daerah dengan jumlah pemilih besar, Jateng, Jabar, Jatim jelas berpihak ke Jokowi. Ketiga, cawapres punya keterikatan dengan ormas Islam terbesar. Keempat, tokoh-tokoh yang punya kedekatan dengan media banyak yang berpihak ke Jokowi," sebut Rico.
Karena itu Rico pun heran jika Erick merasa demikian. Menurutnya, ada semacam ketidakmampuan kubu petahana menguasai medan kampanye kali ini.
"Dari semua itu, kalau tim Jokowi merasa terintimidasi dengan manuver oposisi ini bisa jadi tanda-tanda tim Jokowi tidak mampu menguasai lapangan. Harusnya tim Jokowi cool, calm saja sesuai dengan pembawaan Jokowi. Kalau kubu oposisi bertindak agresif memang di seluruh dunia selalu begitu. Mereka berusaha menunjukkan pihak petahana sebagai lawan tidak kompeten. Harusnya petahana fokus saja dengan mengangkat kerjanya yang silam dan akan datang," kata Rico.
Penulis: Haikal

Sumber: Duta.co