Tekno

Penelitian: Kecanduan Ponsel seperti Kecanduan Narkotika


Penelitian: Kecanduan Ponsel seperti Kecanduan Narkotika

Ilustrasi: Ketergantungan menggunakan ponsel. (Stocksy)

(Pesisirnews.com) - Selama beberapa tahun terakhir, para peneliti telah menemukan efek negatif dari penggunaan ponsel cerdas (smartphone) secara berlebihan.

Menurut para peneliti, kecanduan perangkat kolektif ini bukanlah suatu kebetulan. Perusahaan teknologi telah merancang aplikasi dan perangkat khusus agar Anda tetap terlibat menggunakan ponsel selama mungkin.

Perusahaan-perusahaan IT seperti Apple, Google, Facebook, dan sejenisnya diketahui para peneliti memfasilitasi ketergantungan kita dengan menggunakan apa yang disebut peneliti sebagai ‘jasa terapis detoksifikasi digital’, yang ‘memaksa’ orang untuk selalu bergantung pada ponselnya.

“Itu mengeksploitasi kerentanan psikologis kita," kata Maria Bridge, kepala operasi di Center for Humane Technology (Pusat Teknologi Manusiawi) di New York, kepada Business Insider, dilansir Senin.

“Orang terpikat pada variabel hadiah dopamin yang ditawarkan ponsel seperti pecandu narkoba. Dan penggunaan konstan memiliki konsekuensi nyata," jelas Bridge.

Penelitian oleh seorang profesor Universitas San Diego telah menemukan bahwa penggunaan ponsel cerdas yang membuat ketagihan berdampak pada depresi, siklus tidur yang buruk, dan risiko bunuh diri yang lebih tinggi.

Sedangan Anna Lembke, seorang psikiater, profesor di Stanford University, dan penulis "Dopamine Nation," yang mengeksplorasi peran smartphone sebagai "jarum suntik modern untuk generasi kabel," mengatakan bahwa kita "disandera oleh obat-obatan digital ini."

“Karena ponsel kita menyebabkan otak kita melepaskan dopamin sepanjang waktu, dan otak beradaptasi dengan mengurangi transmisi dopaminnya sendiri ke saraf yang memberi kita sinyal seperti kegembiraan dan kesenangan,” ungkapnya.

“Ini berarti bahwa kita mulai bergantung pada ponsel kita untuk mempertahankan tingkat dopamin dasar pikiran kita, membuat kita terus mengklik dan menggesek untuk mencegahnya jatuh ke keadaan defisit. Efek dari pembengkokan dopamin ini terjadi di seluruh masyarakat yang sangat besar,” ungkapnya.

Halaman :
Penulis:

Editor: Anjar