Artikel

Anggota Satuan Lalu Lintas Polres Lamongan Aipda Purnomo Rela Uang Tunjangan Jabatan Untuk(OGUS)Ojek Gratis dan Uang saku Bagi Siswa Yatim Piatu

pesisirnews.com pesisirnews.com
Anggota Satuan Lalu Lintas Polres Lamongan Aipda Purnomo Rela Uang Tunjangan Jabatan Untuk(OGUS)Ojek Gratis dan Uang saku Bagi Siswa Yatim Piatu

Salah seorang anggota yayasan berkas, saat menjalankan tugas mengantar siswi yatim-piatu ke sekolah.(Dok. Yayasan Berkas)&a

PESISIRNEWS.COM - Anggota Polisi Aipda Purnomo yang juga pentolan komunitas
sosial Berbagi dengan Ikhlas (Berkas) terinspirasi untuk memberikan jasa antar
jemput gratis bagi siswa yatim piatu.

Selama ini, sejumlah siswa yatim piatu
kesulitan untuk berangkat menuju sekolah, lantaran menempuh jarak cukup jauh
dan tidak memiliki sarana sepeda.

BACA JUGA :Daerah/Bupati-Kampar-Lepas-Peserta-WAR-II-2019--Pariwisata-Kampar-melalui-Jelajah-Alam-

Keadaan tersebut membuat Purnomo kemudian
mencetuskan membuat ojek sekolah bagi anak yatim piatu secara gratis yang
diberi nama Ojek Gratis dan Uang Saku ( OGUS).

Jasa antar jemput ini untuk
waktu berangkat dan pulang sekolah. Layanan sukarela ini menggunakan kendaraan
berupa enam unit motor.

BACA JUGA :Mellya-Juniarti-Unggah-Foto-Ini-Nasehat-Untuk-Anaknya

"Sebenarnya usaha ini sudah kami lakukan mulai 25
November 2019 kemarin, dengan kami dibantu oleh enam unit motor yang disumbang
oleh para donatur.

Alhamdulillah, kami hingga kini bisa mengantar-jemput
setidaknya 8 siswa yatim-piatu setiap hari," ujar Purnomo..

Anggota Satuan Lalu Lintas Polres Lamongan yang berdinas di
Polsek Babat ini menjelaskan, untuk saat ini OGUS baru dapat melayani beberapa
orang siswa yatim piatu yang ada di tiga kecamatan.

Sebab, kendaraan dan tenaga
ojek masih terbatas. Baru sebatas di Kecamatan Modo, Babat, serta Kedungpring.
"Mohon maaf, karena tenaga dan unit kendaraan masih terbatas, jadi belum
semua dapat terlayani.

Namun ini Alhamdulillah, ada tambahan lagi dari donatur
satu sepeda motor dan satu tossa (kendaraan bermotor roda tiga), mungkin minggu
depan sudah mulai bisa digunakan," kata Purnomo.

Dia optimistis tambahan
kendaraan yang disumbang oleh para donatur dapat lebih banyak melayani siswa
yatim piatu untuk berangkat ke sekolah.

Sementara, tenaga pengantar atau tukang
ojek yang mengantar anak-anak, berasal dari anggota yayasan komunitas sosial
Berkas, terutama para guru swasta.



Angkutan bagi guru



Purnomo mengatakan, antar jemput siswa yatim piatu bukan
satu-satunya tujuan. Program sukarela ini juga sekaligus membantu para guru
swasta yang kebanyakan tidak mampu membeli sepeda motor.

"Ide pertama
kami, selain ingin mengantar anak yatim piatu ke sekolah, kami juga ingin
memberikan fasilitas kepada para guru swasta, dalam hal ini anggota Berkas yang
kebanyakan tidak mampu membeli sepeda motor atau sepeda motornya yang sudah
usang, tapi belum mempunyai uang untuk membeli unit yang baru," kata dia.

[MGID]


Menurut Purnomo, guru-guru honorer tersebut boleh menggunakan sepeda motor, dengan
syarat mau memberikan layanan jasa antar jemput siswa yatim piatu ke sekolah.


Untuk sepeda motor, Purnomo mengatakan, karena statusnya sumbangan dari para
donatur dan menjadi inventaris komunitas, maka hanya akan dipinjam oleh guru
dan anggota komunitas.




Ibu guru Miftah, saat bertugas mengantar siswa yatim-piatu berangkat ke sekolah.(Dok. Yayasan Berkas)


Bensin dari tunjangan jabatan polisi




Bantuan yang diberikan belum selesai meski sepeda motor
telah dipinjamkan kepada para guru dan anggota komunitas.

Purnomo rela
menghabiskan salah satu uang tunjangannya untuk membiayai bahan bakar motor
yang digunakan anggota komunitas.

"Kebetulan saya sekarang menjabat
sebagai Panit Lantas Polsek Babat, sehingga uang tunjangan jabatan inilah yang
saya pakai untuk beli BBM dan uang saku kepada para siswa yatim piatu yang
diantar-jemput," tutur Purnomo.

Selain mendapat layanan antar jemput, para
siswa yatim piatu tersebut juga mendapatkan uang saku. Setiap orang mendapat
uang saku per hari Rp5.000.

Uang ini sengaja diberikan, guna memotivasi para
siswa untuk semakin giat belajar dan menuntut ilmu di sekolah.

Menurut Purnomo,
banyak juga di antara para guru yang menjadi tukang ojek itu malah memberikan
biaya yang seharusnya untuk bensin motor mereka, untuk uang saku anak yatim piatu.

"Karena mereka mengaku sudah bersyukur mendapatkan pinjaman sepeda motor
ke sekolah, meski harus menjadi ojek bagi para siswa yatim piatu," kata
Purnomo.

[ADNOW]

Sementara, untuk proses perbaikan sepeda motor apabila mengalami
kerusakan minor ataupun ganti oli, menurut Purnomo, sudah ada pihak donatur
atau bengkel yang bersedia membantu tanpa dikenakan biaya sepeserpun.

Selain
Purnomo, beberapa sosok lain yang terlibat dalam OGUS bagi siswa yatim piatu
saat ini adalah Jiono (guru), Wahyudi, Sulis, Wahab (guru), dan juga seorang
ibu guru bernama Miftah.

"Semoga kegiatan ini bisa mendukung progam
pemerintah dalam hal wajib belajar. Meskipun
tidak seberapa, tapi kami pengin bisa berbuat demi sesama," kata
Purnomo.





Sumber :https://regional.kompas.com

Penulis: Haikal