International

Pilpres Brasil Paling Memecah Belah dalam Beberapa Dekade, Patut Jadi Pelajaran Bagi Indonesia


Pilpres Brasil Paling Memecah Belah dalam Beberapa Dekade, Patut Jadi Pelajaran Bagi Indonesia

Pendukung Presiden Brasil Jair Bolsonaro memegang bendera di Brasilia, Brasil, 2 November 2022. (Foto: REUTERS/Diego Vara)

SAO PAULO (Pesisirnews.com) - Hasil perhitungan suara pada pemilihan presiden (pilpres) di Brasil berdasarkan data yang dimuat Reuters, Sabtu (5/11), capres Ignacio Lula Da Silva memperoleh suara sebesar 50.9%, unggul tipis dari presiden petahana Jair Bolsonaro yang memperoleh suara sebesar 49.1%.

Carter Center, Kelompok nirlaba yang berbasis di AS dan pelopor pengamatan pemilihan internasional sejak 1980-an, mengatakan pada hari Jumat bahwa pemilihan presiden Brasil ditandai oleh proliferasi disinformasi canggih yang menyerang sistem pemungutan suara dan kemudian mempertanyakan ketidakberpihakan otoritas pada pemilihan nasional.

Kelompok ini mengirim misi ahli ke negara Amerika Selatan atas undangan otoritas pemilihan, Pengadilan Pemilihan Tinggi, atau TSE, yang mengundang sejumlah pengamat asing sebagai cara untuk mengatasi kritik berulang-ulang oleh Bolsonaro terhadap sistem pemungutan suara elektronik.

Menurut Carter Center bahwa kandidat sayap kiri yang menang Luiz Inacio Lula da Silva dan Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro, keduanya sama-sama menjadi target disinformasi (berita bohong).

“Namun, analisis kami terhadap organisasi pemeriksa fakta terkemuka menunjukkan bahwa sebagian besar serangan menargetkan kampanye Lula," kata pengamat Carter Center dalam sebuah pernyataan yang mengakhiri misinya mengamati pilpres di Brasil.

Sebelumnya, Bolsonaro telah berargumen tanpa bukti bahwa sistem pemungutan suara elektronik rentan terhadap penipuan. Pada minggu-minggu sebelum pemilihan putaran kedua, dia menyebut adanya peningkaan serangan terhadap pejabat pemilihan.

“Saat putaran pertama pemungutan suara, pada 2 Oktober, narasi disinformasi di dominasi dengan kelemahan sistem pemungutan suara,” kata Carter Center.

Kelompok itu, menambahkan bahwa pengadilan menyediakan serangkaian prosedur audit yang luas untuk menangani klaim tersebut.

"Menanggapi saran auditor dalam proses pemilihan sebelumnya, pengadilan secara berturut-turut meningkatkan cakupan audit ini dan mengurangi pembatasan bagi auditor," katanya.

Halaman :
Penulis:

Editor: Anjar