Nasional

Tumben, Said Didu Satu Suara dengan Jokowi Soal Mobil Listrik

Pesisirnews.com Pesisirnews.com
Tumben, Said Didu Satu Suara dengan Jokowi Soal Mobil Listrik

Foto: Prabowo-Sandi Media Center. (CNBC Indonesia/Muhammad Choirul Anwar)

JAKARTA,PESISIRNEWS.COM-Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpikan Indonesia yang hijau, sekaligus menekan impor BBM yang kian membengkak. Solusi yang ada di kepala sang kepala negara pun loncat dengan mencontoh negara-negara maju: Indonesia harus kebut mobil listrik.


Keinginan ini disampaikan Jokowi ketika memimpin rapat terbatas (ratas) dengan topik percepatan program kendaraan bermotor listrik di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (14/1/2019). Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu pun ikut berkomentar.

Kali ini, dia mendukung mimpi Jokowi. "Itu oke saja, dilanjutkan saja," kata Said Didu usai menjadi pembicara dalam diskusi di Prabowo-Sandi Media Center, Jakarta, Rabu (23/1/2019). "Saya setuju, itu bagus dan lanjutkan saja," dia kembali menegaskan.


Lebih lanjut, Said Didu memiliki segudang usul terkait mobil listrik. Dia menyampaikan banyak hal secara filosofis, namun ditegaskan bahwa Said Didu tidak pilih-pilih siapa yang akan mengerjakan proyek mobil listrik.


"Saya tidak menyatakan siapa yang akan melaksanakan. Berhentilah menyatakan bahwa ini pekerjaan pemerintah sekarang, ini pemerintah ini itu. Tema itu membikin tegang terus negara," imbuhnya.


"Seakan-akan semua pekerjaan negara ini pemerintah tidak berkesinambungan. Jadi kalau ada pemerintahan Jokowi bagus, lanjutkan dan akui bahwa ini melanjutkan pekerjaannya sebelumnya. Jangan seperti sekarang seakan-akan pekerjaan sebelumnya salah semua," lanjutnya.


Adapun usul Said Didu, ke depan industri mobil listrik yang perlu dibangun harus memperhatikan anatomi industri mobil saat ini. Dikatakan, anatomi saat ini sudah jauh berbeda dibandingkan kondisi tahun 1980-an.


Karena itu, ke depan menurut Said Didu industri mobil listrik harus belajar pada pengembangan industri pesawat udara. Dikatakan, paten desain bisa jadi yang disusun RI, kemudian memasukkan komponen-komponen lain mengajak orang orang yang sudah punya paten di komponen-komponen mobil.


"Jadi mobil itu kan ada teknologi utama adalah mesin, chasis, body, penggerak, interior. Ini yang paling berat hanya dua, chasis dan penggerak. Yang lain bisa dibikin sendiri. Nah supaya lebih cepat maka cari industri mobil yang sudah menguasai ini yang bisa diajak ikut membentuk mobil nasional," tandasnya.


Demikian pula dengan after sales service usai proses produksi dan distribusi. Dengan melibatkan industri yang telah mapan, maka akan ada angka yang didapat lebih murah.


"Dan juga orang langsung familiar. Saya pikir lebih bagus ajak yang punya teknologi yang industri nya sudah ada di Indonesia. Yang sudah menguasai pasar Indonesia untuk diajak mendesain bersama," urainya.


"Seperti halnya Boeing, kan nggak pernah bikin mesin, macam-macam kan. Airbus juga begitu. Jadi seperti model bikin industri pesawat Sekarang. Ini penting karena kalau kita membentuk betul-betul yang baru, maka problemnya adalah after sales service. Itu berat banget," paparnya.


Penulis: Zanoer

Sumber: CNBC Indonesia