Ustadz Abdul Somad Tegaskan Sosok Pemimpin Harus Jadi Imam Shalat Jemaah


Ustadz Abdul Somad Tegaskan Sosok Pemimpin Harus Jadi Imam Shalat Jemaah
Wartakotalive.com

Pesisirnews.com - TOKOH agama, Ustadz Abdul Somad (UAS) dalam tausiahnya di Islamic Center Samarinda, Kalimantan Timur pada Kamis (26/7/2018) pagi, menekankan arti kehadiran pemimpin dalam shalat berjamaah.

Pemimpin harus menjadi imam, apabila tidak berhalangan.

Hal itu diceritakannya ketika dirinya diminta maju sebagai Imam Shalat Subuh Berjamaah di Islamic Center Samarinda pagi tadi.

Dirinya menolak lantaran Imam Ratib didulukan memimpin untuk menggantikan Gubernur atau pejabat turunannya karena berhalangan.

"Imam Ratib, siapapun yang datang ke Masjidil Haram, mau ulama besar sakalipun, yang maju ke depan (memimpin) tetap Syekh Abdurrahman As Sudais, tetap Syekh Suud As Syuraim karena Imam Ratib," ungkapnya.

"Berkumpul kita semua, di Kabupaten, di Kota, di Provinsi Kalimantan Timur ini, maka yang paling layak menjadi imam adalah waliyyul amr, pemimpin-gubernur, gubernur yang jadi imam. Kalau gubernur tidak ada, wakil (gubernur), kalau tidak ada atau segan maju karena belum dilantik, maka diangkatlah Imam Ratib," tegasnya.

Ditekankannya, Imam adalah seorang yang dipilih dan dipercaya masyarakat untuk menjadi pemimpin.

Hal tersebut dibuktikannya lewat riwayat Nabi Muhammad SAW yang terus menjadi Imam shalat semasa hidupnya.

"Aslinya yang menjadi imam itu adalah pemimpin. Makanya selama Nabi Muhammad SAW masih hidup tidak ada yang maju ke depan (memimpin), kecuali atas titah baginda (Nabi Muhammad), maka majulah Sayyidina Abu Bakri Ash Siddiq Radiallahu Anh," paparnya.

"Ketika Abu Bakar menjadi Khalifah, beliau menjadi imam. Ketika meninggal Abu Bakar Ash Siddiq, naik Sayyidina Amirul Mukminin Umar Bin Khattab menjadi imam, dan ketika itu dia mengangkat Imam Ratib untuk Shalat Tarawih bernama Ubay Bin Kaab Radiallahu Anh," tambahnya.

Namun disayangkannya, ketidakhadiran Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak lantaran dipanggil Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo tidak diteruskan dengan penunjukan Imam Ratib. Padahal

"Jadi, ulil amri (ulama) boleh mengangkat imam. Alhamdulillah Ustadz Somad, seandainya ada bapak gubernur, beliau hadir karena biasa Shalat Subuh berjamaah di sini, tapi karena ada undangan-ada jemputan-ada panggilan dari bapak presiden, tidak ada (hadir). Betapa bangga bahagianya, gubernur menjadi imam, andai tidak diangkatnya Imam Ratib," ungkapnya.

"Tapi beda imam sekarang dengan Nabi Muhammad, kalau Nabi Muhammad selesai shalat langsung menghadap jemaah. Mana saidun fullan, mana si fullan, kenapa tidak shalat berjamaah? Ini lah hadist yang tidak saya amalkan sampai sekarang. Mana pak RT? mana pak RW? Mana si anu-mana? Kenapa ustadz tidak amalkan? Abdul Somad tidak ada kuasa," ungkapnya disambut tawa jemaah.

Dalam situs salamdakwah.com dijelaskan Imam Ratib, pemilik rumah yang paling berhak menjadi imam. Hadist itu diriwayatkan oleh HR At-Tirmidzi nomor 235 dan An-Nasai nomor 783.

"Dan janganlah seseorang menjadi imam dalam kekuasaan orang lain dan janganlah duduk di tempat keistimewaannya di rumahnya kecuali dgn izinnya," hadist riwayat HR At-Tirmidzi nomor 235.

Ibnu Quddamah al-Maqdisi dalam kitab beliau al-Mughni menerangkan, Imam masjid yang ratib lebih utama daripada orang lain, karena dia menduduki posisi pemilik dan posisi penguasa.


Sumber Wartakotalive.com

Penulis: