Ekbis

Khawatir Kekurangan Pasokan Gas dari Rusia, Negara-negara UE Kembali Mengincar Batu Bara


Khawatir Kekurangan Pasokan Gas dari Rusia, Negara-negara UE Kembali Mengincar Batu Bara

Ilustrasi: Batu bara. (The Economic Times)

Pesisirnews.com - Beberapa negara Uni Eropa (UE) telah menunda rencana penghentian penggunaan batu bara karena melanjutkannya berarti mengandalkan impor gas alam dari Rusia.

Alih-alih investasi dalam infrastruktur gas, energi terbarukan atau alternatif lain, perluasan pertambangan batu bara dianggap sebagai solusi tercepat dan paling layak dalam menghadapi krisis gas yang disebabkan terjadinya perang Rusia - Ukraina.

“Ada peran sementara untuk batu bara, yang kami harapkan akan keluar dari bauran energi pada akhir dekade ini. Tapi itu akan tinggal lebih lama. Kami akan membutuhkannya sampai kami menemukan sumber alternatif. Sampai saat itu, bahkan pemerintah yang paling ramah lingkungan pun tidak akan menghapus batu bara secara bertahap,” kata Václav Bartuška, komisaris keamanan energi pemerintah Ceko kepada situs berita Seznam Zprávy yang dikutip Selasa (15/3).

Republik Ceko mendasarkan strategi dekarbonisasinya pada gas alam sebagai sumber transisi, tetapi dengan ketergantungan pada gas Rusia sebesar 90 persen, rencana ini hilang.

Beberapa perusahaan Ceko juga telah memutuskan untuk beralih dari gas kembali ke batu bara.

Di Bulgaria, rencana ambisius untuk membangun pembangkit listrik tenaga gas besar - sebuah proyek yang termasuk dalam rencana pemulihan nasional terpaksa ditunda.

Negara itu siap mempertahankan industri batu baranya hingga pembangunan minimal dua reaktor nuklir baru.

Dalam wawancara baru-baru ini untuk BBC, Komisaris Kesepakatan Hijau Uni Eropa Frans Timmermans mencatat bahwa negara-negara UE dapat bertahan lebih lama dengan batu bara jika mereka segera beralih ke energi terbarukan daripada gas.

“Itu masih bisa berada dalam parameter yang kami tetapkan untuk kebijakan iklim kami,” katanya.

Halaman :
Penulis:

Editor: Anjar