International

Untuk Keamanan Siber, Uni Eropa Larang Sementara Karyawan Miliki Aplikasi TikTok


Untuk Keamanan Siber, Uni Eropa Larang Sementara Karyawan Miliki Aplikasi TikTok

Ilustrasi: Aplikasi TikTok. (Foto: AP/Martin Meissner) 

LONDON (Pesisirnews.com) - Uni Eropa pada minggu ini mengatakan bahwa pihaknya telah melarang sementara aplikasi berbagi video milik China, TikTok dari perangkat telepon seluler (ponsel) yang digunakan oleh karyawan sebagai tindakan keamanan dunia maya.

Komisi Eropa dan Dewan Manajemen Korporat menangguhkan penggunaan TikTok pada perangkat yang dikeluarkan untuk staf atau perangkat pribadi yang digunakan staf untuk bekerja.

TikTok menghadapi pengawasan intensif dari Eropa dan AS atas keamanan dan privasi data di tengah kekhawatiran bahwa aplikasi yang sangat populer itu dapat digunakan untuk mempromosikan pandangan pro-Beijing atau mencuri informasi dari pengguna.

Pelarangan itu terjadi ketika China dan Barat terkunci dalam tarik ulur yang lebih luas atas teknologi mulai dari balon mata-mata hingga chip komputer.

Tindakan UE mengikuti langkah serupa di AS, di mana lebih dari separuh negara bagian dan Kongres telah melarang TikTok dari perangkat resmi pemerintah.

"Alasan mengapa keputusan ini diambil adalah untuk meningkatkan keamanan siber komisi," kata juru bicara komisi Sonya Gospodinova pada konferensi pers di Brussel yang dikutip dari AP, Minggu.

“Selain itu, tindakan tersebut bertujuan untuk melindungi komisi terhadap ancaman dan tindakan keamanan siber yang dapat dieksploitasi untuk serangan siber terhadap lingkungan korporat komisi,” tambahnya.

Caroline Greer, pejabat kebijakan publik TikTok yang berbasis di Brussels, men-tweet bahwa penangguhan itu “salah arah dan berdasarkan kesalahpahaman mendasar.”

Dia juga menilai larangan itu mencerminkan kekhawatiran yang meluas dari pejabat Barat atas aplikasi yang berasal dari China tersebut.

"Kami telah meminta pertemuan untuk meluruskan," katanya, menambahkan bahwa TikTok, yang memiliki 125 juta pengguna di 27 negara Uni Eropa, "terus meningkatkan" pendekatannya terhadap keamanan data. Itu termasuk membuka tiga pusat data Eropa dan meminimalkan data yang dikirim ke luar benua.

Halaman :
Penulis:

Editor: Anjar