Ekbis

Lampaui Target, Bakir Pasaman Berhasil Bawa Pupuk Indonesia Raup Laba 5 Triliun Lebih


Lampaui Target, Bakir Pasaman Berhasil Bawa Pupuk Indonesia Raup Laba 5 Triliun Lebih

JAKARTA (Pesisirnews.com) - Pencapaian PT Pupuk Indonesia makin melejit di tangan Direktur Utama, Bakir Pasaman. Prestasi tersebut bahkan melebihi target.

Pada tahun 2021 lalu, PT Pupuk Indonesia kembali mencatatkan prestasi hasil pemeriksaan dengan prediket sangat memuaskan.

Bahkan, prestasi Bakir Pasaman bersama Pupuk Indonesia terbilang memuaskan.

Prestasi tersebut berhasil diraih Pupuk Indonesia lewat berbagai kerja operasional dan inovasi yang dilakukan Bakir Pasaman.

"Semuanya memiliki prestasi yang sangat baik, mulai dari produksi, penjualan, peningkatan EBITDA, pendapatan, hingga laba," katanya, Selasa (31/5/2022).

Bakir pun menjabarkan kinerja produksi tahun 2021 yang mencapai 19,52 juta ton atau 100,7 persen dari target RKAP 2021.

Secara rinci dia menjelaskan produksi pupuk mencakup 12,23 juta ton dan non-pupuk 7,22 juta ton yang terdiri dari amonia, asam sulfat, dan asam fosfat.

Volume ini meningkat kalo dibandingkan realisasi produksi tahun 2020 yang mencapai 19,38 juta ton.

"Begitu juga dengan volume penjualan tahun 2021 yang mencapai 14,11 juta ton atau 100,8 persen dari target RKAP 2021. Rinciannya, penjualan pupuk subsidi 7,92 juta ton, pupuk non-subsidi 4,99 juta ton, dan non-pupuk 1,19 juta ton (amoniak, asam sulfat, asam fosfat, dan sebagainya)," jelasnya.

Bakir Pasaman menambahkan prestasi tersebut tidak terlepas dari program transformasi bisnis perusahaan.

Di mana Pupuk Indonesia telah melakukan transformasi dari sebelumnya strategic holding menjadi activist holding.

Perubahan tersebut ditandai dengan sentralisasi sejumlah bidang strategis dengan tujuan untuk menghasilkan value creation (nilai tambah) bagi holding atau perusahaan.

"Proses transformasi ini juga berhasil mencatat kinerja pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA 2021 sebesar Rp 14,18 triliun," paparnya.

Dia juga memaparkan bahwa nilai ini jauh di atas realisasi EBITDA 2020 sebesar Rp 9,81 triliun.

Prestasi ini berasal dari penjualan sektor retail, baik melalui Retail Management maupun Program Makmur.

"Kemudian proses Inbound dan Outbound Supply Chain sebagai hasil dari pengadaan bersama, sentralisasi pemasaran, dan juga dari hasil optimalisasi pemeriksaan aset," katanya.

Halaman :
Penulis:

Editor: Anjar