Ekbis

Perang Ukraina Dorong Kenaikan Harga Logam Mulia Emas, Perak dan Platinum


Perang Ukraina Dorong Kenaikan Harga Logam Mulia Emas, Perak dan Platinum

Ilustrasi: Emas, perak dan platinum. (MMSteelClub)

CHICAGO, Pesisirnews.com - Perang yang terjadi di Ukraina mendorong permintaan terhadap logam mulia emas, perak dan platinum alami kenaikan. Harga emas sedikit menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), sementara investor terus mengawasi pembicaraan damai Moskow-Kiev.

Namun kenaikannya dibatasi menjelang pernyataan Ketua Federal Reserve Powell pada pertemuan ekonomi seperti dilansir dari Antara, Selasa (22/3/2022).

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, naik 0,2 dolar AS atau 0,01 persen, menjadi ditutup pada 1.929,50 dolar AS per ounce. Emas berjangka jatuh 13,9 dolar AS atau 0,72 persen menjadi 1.929,30 dolar AS pada Jumat (18/3/2022).

Emas berjangka melonjak 34 dolar AS atau 1,78 persen menjadi 1.943,20 dolar AS pada Kamis (17/3/2022), setelah tergelincir 20,5 dolar AS atau 1,06 persen menjadi 1.909,20 dolar AS pada Rabu (16/3/2022), dan anjlok 31,1 dolar AS atau 1,59 persen menjadi 1.929,70 dolar AS pada Selasa (15/3/2022).

"Eskalasi lain di sekitar Ukraina akan mendorong aliran safe-haven yang signifikan ke emas, bahkan lindung nilai inflasi bergerak jika kita melihat sanksi yang memicu lonjakan komoditas lain," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA.

Rusia dan Ukraina hampir mencapai kesepakatan tentang isu-isu "kritis", menteri luar negeri Turki mengatakan pada Minggu (20/3/2022), tetapi permintaan untuk aset-aset berisiko mundur dan harga minyak naik karena pertempuran berlanjut.

Sementara desas-desus potensi kompromi selama akhir pekan membawa harga emas turun dari tertinggi mereka, "landasan peluncuran berikutnya untuk emas akan menjadi area 1.900 dolar AS," kata Rob Lutts, kepala investasi di Cabot Wealth Management.

Pekan lalu, emas turun lebih dari 3,0 persen di tengah harapan untuk kemajuan dalam pembicaraan dan kenaikan suku bunga AS.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan di National Association for Business Economics pada Senin (21/3/2022) bahwa inflasi "terlalu tinggi" dan memungkinkan kemungkinan bahwa Fed dapat menaikkan suku bunga lebih dari 25 basis poin pada 2022.

Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan pada Senin (21/3/2022) bahwa tujuan dari kebijakan moneter Fed adalah untuk mendapatkan tingkat kebijakan sampai netral secepat mungkin.

Dia melihat total enam kenaikan suku bunga seperempat poin tahun ini dan dua lagi pada 2024 untuk mendekati netral.

Halaman :
Penulis:

Editor: Anjar