Hukrim

Beritakan Perbuatan Asusila, Jurnalis Dapat Teror Sadis Mau Dipotong Leher dan Jadi Terlapor


Beritakan Perbuatan Asusila, Jurnalis Dapat Teror Sadis Mau Dipotong Leher dan Jadi Terlapor

LABUHAN BATU (Pesisirnews.com) - Muhammad Yusuf Harahap, jurnalis Labuhanbatu Utara (Labura) menyatakan kesiapan dirinya untuk memenuhi panggilan Unit IV Tipiter Sat Reskrim Polres Labuhanbatu, perihal permintaan keterangan kedua pada Selasa (12/8/2022) pekan depan.

Jurnalis Muhammad Yusuf Harahap diketahui terseret kasus hukum, bermula dari tulisan atau pemberitaan yang ditayangkannya di media Bidikkasusnews.com.

Muhammad Yusuf Harahap awal mula menulis berita terkait adanya tuntutan sejumlah warga, yang mendesak Pemkab Labura Sumatera Utara memberi sanksi terhadap Kepala Dusun IX Silandorung Desa Siamporik, Muhammad Risky Matondang berupa pencopotan karena diduga telah berbuat asusila terhadap seorang warga bernama Lindawati Harahap.

Desakan warga itu, ditandai dengan adanya surat pernyataan sekitar 50 orang warga masyarakat yang di tandatangani di atas materai.

Buntut dari adanya pemberitaan itu, berujung pada laporan polisi, yang sebelumnya diwarnai dengan adanya intimidasi, teror dan ancaman ke jurnalis Muhammad Yusuf Harahap.

Kepada sejumlah awak jaringan media FPII di Labuhan Batu, Sabtu (9/7/2022), Yusup Harahap mengungkapkan kronologi lengkapnya.

“Awalnya saya membuat berita terkait permintaan warga dusun IX Silandorung desa Siamporik yang di tandatangani di atas materai sekira 50 orang yang meminta Pemkab Labura memberi sanksi pencopotan terhadap Kepala Dusun IX Silandorung Desa Siamporik, Muhammad Riski Matondang yang mana diduga telah berbuat asusila sampai tiga kali kepada Lindawati Harahap istri dari Periadi matondang,” ungkapnya.

Disebutkan, karena tidak senang atas pemberitaan tersebut Abdul Rahim Matondang bersama dengan dua rekannya Dedek Pasaribu dan Hasan pada Sabtu, 22 Januari 2022 menelpon dirinya untuk berjumpa

“Namun saya tidak mau berjumpa takut terjadi apa-apa pada diri saya, akhirnya mereka mendatangi rumah saya sekira jam 14.00 WIB. Saya pun kabur lewat belakang rumah dan saya memesankan kepada istri saya agar mengatakan kepada ketiga orang tersebut kalau saya telah pergi ke kota Aek Kanopan,” tutur Yusuf.

Lanjutnya, saat itu mereka tidak percaya dan berusaha untuk masuk dan istri Yusuf mempersilahkan kepada ketiga orang tersebut untuk masuk. Karena tidak berhasil bertemu dengan Yusuf, akhirnya mereka pergi.

“Tak jauh dari rumah saya mereka menelpon saya dan mereka tetap berusaha ingin berjumpa namun saya tetap menghindar karena saya tidak ada teman,” beber Yusuf Harahap.

Halaman :
Penulis:

Editor: Anjar