Islam

Ustadz Abdul Somad Berikan Bantuan Untuk Warga Riau, Perlihatkan Jalan Rusak Sindir Jokowi?


Ustadz Abdul Somad Berikan Bantuan Untuk Warga Riau, Perlihatkan Jalan Rusak Sindir Jokowi?

Pesisirnews.com - Penceramah Ustadz Abdul Somad mengunggah video perjalanan dirinya untuk mengantar bantuan, di akun instagramnya, Rabu (23/1/2019). Kolom komentar ramai dengan tujuan Ustadz sejuta umat menyindir pemerintahan Jokowi.

Terlihat rombongan kendaraan Ustadz Abdul Somad melalui jalan yang rusak parah dan mirip kubangan. Ia mengemudikan sendiri Toyota Fortuner.

Tidak diketahui jelas maksud dari postingan Ustadz Abdul Somad. Namun banyak yang mengungkapkan di kolom komentar adalah sebagai sindiran untuk Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi).

Pada video tersebut, terlihat juga mobil Suzuki APV yang kesulitan melalui jalan rusak dan berkubang.

Kemudian di belakangnya, terlihat Ustadz Abdul Somad mengendarai Toyota Fortuner yang tidak terlalu kesulitan melalui medan tersebut.

Dalam keterangan videonya, ia juga menyebut bahwa jalan itu adalah perjalanan mengantarkan bantuan untuk masyarakat Talang Mamak, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.

Berikut keterangan video yang menyertai unggahan tersebut.

MEMUPUK RISAU

Kehidupannya sudah mapan; harta, keluarga, reputasi dan semua keduniawian

Titelnya al-Amin, masyarakat jahiliyah pun meyakini itu

Tapi ia risau melihat khamar, zina, judi, paganisme, ketidak adilan dan semua kejahatan

Itulah pribadi yang diajarkan Rasulullah Muhammad -Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam-

Perjuangan berawal ketika risau mulai tumbuh. Musuh mulai datang. Aral melintang. Ombak dan karang menghadang

Hari ini, kadang risau itu mesti dicari. Hari Ahad, pergilah ke Panti. Risau melihat anak yatim tidak berselimut. Risau menyaksikan Sekolah Pendidikan Al-Qur'an terbengkalai

Pergi ke pedalaman, risau melihat Surau bersarang laba-laba. Risau melihat ummat tak mengenal Allah

Jangan pernah menikmati zona aman, karena iman diukur dengan merasa tidak nyaman ketika saudara seiman tidak senang dan tidak kenyang

Mudah-mudahan kerisauan itu yang akan menghantarkan ke pintu Jannatul-Firdaus

Pondok Qur'an Bustanul-Hikam di Perkampungan Talang Mamak masih perlu uluran tangan, BNI Syariah atas nama Yayasan Muara 0469-692180

Video: Perjalanan mengantarkan amanah bantuan untuk masyarakat Talang Mamak, Kab. Indragiri Hulu, Riau

16 Jumadil Ulaa 1440

22 Januari 2019

Meski UAS tidak menyebut soal infrastruktur yang buruk, namun banyak pengikut Abdul Somad yang berkomentar mengenai buruknya jalan tersebut.

bagusr7, "Ini di Indonesia, ustadz? Kalau benar, bukankah di Indonesia sedang lantang teriak2 pembangunan? Semoga salah".

rjkakhmad, "Kalo udah ngerasain jalan jelek baru tahu seberapa pentingnya jalan bagus...terima kasih #pakdejokowi #jokowi #jokowi2periode".']

zack_wanen, "Wah keren negriq. Kalo jaman pilfres gini semua bisa di bikin argumen untuk pembenaran ke 2 kubu. Berfikir cerdaslah wahai sodaraq. Gara2 beda pilihan malah jadi saling caci dan fitnah. Apa ajaran agama yg di ajarin UAS masih kurang".

Kisah Abdul Somad: Anak Petani yang Kini Dirindukan Jutaan Orang

SEBAGAI seorang pendakwah, Ustaz Abdul Somad sudah populer di seluruh penjuru Indonesia.

Nama Ustaz Abdul Somad semakin melejit setelah direkomendasikan oleh para ulama sebagai salah satu cawapres Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.

Walau demikian, tak banyak orang yang mengetahui latar-belakang Ustaz Abdul Somad.

Berdasarkan referensi dari beberapa video ceramah Ustaz Abdul Somad yang diunggah ke YouTube, Warta Kota mencoba merangkum latar belakang UAS.

UAS lahir pada hari Rabu, 18 Mei 1977 atau 30 Jumadil Awal 1397 H di sebuah kampung yang bernama Silo Lama, Silau Laut, Kabupeten Asahan, Sumatera Utara.

Moyangnya adalah Syekh Abdurrahman yang pernah belajar ilmu agama Islam di Mekkah, Arab Saudi.

Sepulangnya dari Mekkah, Syekh Abdurrahman menghadap Sultan Asahan dan diberikan sebidang tanah yang kemudian di atasnya dibangun sebuah rumah.

"Lalu dibuatnyalah rumah yang masih ada sampai sekarang, namanya rumah besar, satu arsitek dengan Istana Lima Laras di kabupaten Batubara, Sumatera Utara," ujar Ustaz Abdul Somad.

Di tempat itulah Syekh Abdurrahman membangun biduk rumah tangga hingga turun-temurun sampai ke generasi Ustaz Abdul Somad.

"Kemudian beranak pinaklah Syekh Abdurrahman tadi, punya anak perempuan bernama Siti Aminah, Siti Aminah punya anak perempuan bernama Hajjah Rohana, Hajjah Rohana punya anak itulah saya Abdul Somad," tutur UAS.

Keturunan Syekh di Sumatera Utara

Walaupun moyangnya adalah seorang Syekh, Ustadz Abdul Somad tidak dianggap demikian.

Sebab di Sumatera Utara menganut paham patrilinial atau berdasarkan keturunan ayah.

"Tapi saya tidak dianggap keturunan Tuan Syekh karena dari pihak perempuan. Makanya kalau ada yang bertanya keturunan Tuan Syekh, tidak saya bilang. Terus, ayah saya petani, orang biasa. Kami bukan keturunan bangsawan, bangsa yang hidup di awan," kata UAS.

Ustaz Abdul Somad menempuh pendidikan dasar di SD Al-Washliyah Medan dan tamat tahun 1990.

Ia lalu melanjutkan ke MTs Mu'allimin Al-Washliyah yang juga masih di Medan dan tamat tahun 1993.

Selama satu tahun setelahnya, UAS menimba ilmu di Pondok Pesantren Darul Arafah, Deliserdang, Sumatera Utara.

Kemudian keluarga UAS memutuskan untuk merantau ke Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, bekas kerajaan Melayu Pelalawan yang merupakan pecahan dari Kerajaan Siak Sri Indrapura.

Di tanah perantauan itu UAS melanjutkan pendidikannya ke Madrasah Aliyah Nurul Falah, Air Molek, Indragiri Hulu sampai lulus tiga tahun kemudian.

Pada tahun 1998, UAS mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.

UAS dan 99 orang lainnya berhasil menyingkirkan 900 peserta yang ikut seleksi.

"Lalu kemudian melanjutkan ke Universitas Al-Azhar tahun 1998 sampai 2002. Empat tahun saya pulang, melanjutkan ke UKM, Universiti Kebangsaan Malaysia jurusan FPI, Faculti Pengajian Islam," ucap Ustad Abdul Somad.

Namun Di UKM Malaysia, UAS hanya sempat kuliah selama dua semester saja.

Ia kemudian mendapatkan beasiswa S2 dari The Moroccan Agency of International Cooperation di Dar El-Hadith El-Hassania Institute, Maroko.

"Lalu dapatlah tahun 2004 saya berangkat, 2006 akhir dapatlah gelar setelah dua tahun di sana dari Darul Hadits di Rabat, nama gelarnya DESA. Tapi malu saya memakainya. Masa jauh-jauh balik Desa. Jadi saya tulis ajalah Lc, MA. Karena kebanyakan orang pakai MA," kata UAS.

Menurutnya, Dar El-Hadith El-Hassania Institute, Maroko, setiap tahunnya hanya menerima 20 mahasiswa melalui jalur beasiswa.

15 di antaranya diperuntukkan bagi pelajar Maroko dan 5 sisanya diperebutkan oleh pelajar dari seluruh dunia.

"AMCI memberi beasiswa tujuh tahun, saya baru habiskan dua tahun, berarti ada jatah lima tahun lagi. Tapi kata emak saya waktu saya mau lanjut Doktor, tak ada gunanya kau balik Doktor kalau aku almarhumah. Akhirnya saya baliklah. Itulah mengapa saya tak Doktor. Kesal seumur hidup tak dapat dijemput balik. Makanya kalau udah salaman, kenalkan Doktor, aduh ciut saya," ujar UAS.

Setelah selesai wisuda, UAS menyempatkan diri untuk menunaikan ibadah haji ke Mekkah, Arab Saudi.

Kebetulan waktu itu musim haji pada bulan Desember.

Selesai berhaji, UAS terbang dari Jeddah ke Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam menggunakan pesawat Royal Brunei.

"Itulah singgah saya ke rumah guru saya Haji Armawi Abdurrahman. Beliau juara Musabaqoh Tahfiz Quran di Mekkah Al-Mukarramah tahun 1987-1988. Kemudian beliau mengajar di Pondok Tahfiz Quran. Jadi saya dapat info, ustad saya mau datang ke Brunei, datanglah, maksudnya mau transit kalau bisa dapat kerja di Brunei," tutur UAS.

Setelah melamar pekerjaan ke sejumlah tempat, UAS lalu pulang ke rumah orangtuanya di Riau dan menjadi dosen di sebuah universitas swasta.

Ia kemudian mengikuti tes untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil. UAS mendapatkan kabar bahwa dirinya diterima sebagai dosen kontrak di universitas yang ada di Brunei Darussalam.

"Hari itu pikiran bercabang. Kata emak saya tak usahlah kau pergi lagi karena sudah terlalu lama jauh. Anak tak banyak, saya anak pertama adik saya anak ke-dua. Kau di sini sajalah walaupun hujan batu di sini hidup juga kau nanti. Itu skenario Allah SWT," ucap UAS.

Penulis: admin

Sumber: Banjarmasinpost.co.id