Life Style

Ini Suhu yang Tepat Memasak Daging, Ayam, Ikan dan Telur agar Aman dari Bakteri Berbahaya


Ini Suhu yang Tepat Memasak Daging, Ayam, Ikan dan Telur agar Aman dari Bakteri Berbahaya

Ilustrasi: Suhu yang tepat untuk memasak daging, ayam, ikan dan telu agar aman saat dikonsumsi. (Shutterstock)

(Pesisirnews.com) - Selera orang berbeda-beda mengenai tingkat pemasakan makanan seperti daging, karena beberapa orang lebih suka dimasak benar-benar matang, sedangkan sebagian lagi suka dengan daging yang dimasak setengah matang.

Tetapi pakar kesehatan merekomendasikan untuk memperhitungkan panas yang diperlukan saat menyiapkan hidangan untuk menghindari gangguan kesehatan yang serius akibat kuman atau bakteri yang tidak mati ketika memasaknya.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), merekomendasikan untuk memperhatikan suhu memasak daging seperti daging sapi, domba, ayam dan ikan juga telur.

Menurut pedoman Otoritas Kesehatan Amerika, panas saat memasak membantu membuang bakteri berbahaya bagi tubuh manusia.

Untuk memasak potongan iga domba atau dada sapi misalnya, suhu yang dibutuhkan adalah 62 derajat Celcius, dan Anda harus menunggu 3 menit saat sudah siap, baru Anda bisa menyajikannya.

Fillet ikan membutuhkan suhu yang sama agar matang sehat dan aman dari bakteri yang ada di dalamnya saat masih mentah.

Sedangkan telur membutuhkan suhu lebih tinggi dari 71 derajat dengan waktu memasak yang lebih lama. Meskipun ada banyak orang yang suka mengonsumsinya setengah matang tetapi hal itu tidak dianjurkan.

Para ahli juga merekomendasikan suhu tertinggi untuk memasak daging, yakni 73 derajat Celcius, termasuk saat memasak kalkun atau ayam.

Ahli menyebutkan bahwa panas tinggi membantu menghilangkan bakteri berbahaya seperti salmonella, yang menyebabkan infeksi dan membuat orang menderita sakit perut yang parah.

Jika daging, ikan dan telur ini dimakan dalam keadaan kurang matang, kuman atau bakteri serta racun berbahaya dapat menyusup ke dalam tubuh, yang berisiko menimbulkan penyakit hingga kemungkinan kematian.

(PNC/Sky News)

Penulis:

Editor: Anjar