Politik

Peneliti Amerika, Beda Makna Jihad di Indonesia dan Barat


Peneliti Amerika, Beda Makna Jihad di Indonesia dan Barat
Peneliti Amerika Serikat Ronald Lukens Bull (kanan) saat bersilaturahim dengan Kepala Badan Litbang dan Diklat (Kabalitbang-Diklat) Kementerian Agama Abdurrahman Mas’ud (kiri) di ruang kerjanya, Rabu (10/12) lalu. Foto: kemenag.go.id
JAKARTA, PESISIRNEWS.com - Makna Jihad yang ditemukan di Indonesia berbeda dengan makna yang dipahami negara-negara Barat. Dari hasil diskusinya dengan The Smiling Anshor (GP Anshor), menemukan bahwa jihad di Indonesia dipahami sangat damai dan tidak perlu ditakuti karena bermakna “usaha sungguh-sungguh menegakan kebaikan dalam mencegah kekerasan.”

Hal itu dikemukakan Peneliti Amerika Serikat Ronald Lukens Bull atau biasa akrab di panggil Mas Ron, saat bersilaturahim dengan Kepala Badan Litbang dan Diklat (Kabalitbang-Diklat) Kementerian Agama Abdurrahman Mas’ud di ruang kerjanya, Rabu (10/12) lalu.

Ikut mendampingi Kabalitbang-Diklat, Kabid Penyelenggaraan Penelitian Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, Wakhid Khozin dan peneliti Puslitbang Hayadin. Kunjungan penulis buku “Peaceful Jihad” ini dalam rangka meminta masukan dari Kabalitbang-Diklat terkait riset yang sedang dilakukannya tentang “Jihad for Democracy, Pluralism, and Peace”.

Kesempatan itu pun digunakan kedua teman lama ini untuk berdiskusi tentang berbagai hal yang relevan dan terkait dengan topik penelitian. Maklum, Mas Ron sebelumnya juga telah membantu memfasilitasi Peneliti Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan untuk menyelenggarakan penelitian di Amerika Serikat.

Sebagaimana Abdurrahman Mas’ud, penelitian disertasi Mas Ron mengangkat tentang pesantren dan diselesaikan pada 1997 di ASU, Amerika. Penelitian itu kemudian dikembangkan dengan riset tentang Gerakan Pemuda (GP) Anshor di lingkungan NU. Dari riset itu, Mas Ron menemukan bahwa GP Anshor Hasil merupakan gerakan pemuda yang sangat peaceful.

Abdurrahman Mas’ud mengatakan bahwa hasil penelitian yang mengungkap sisi-sisi peace dan toleransi umat Islam seperti ini perlu dilihat dunia luar secara lebih mendalam sehingga citra umat Islam tidak dipandang salah kaprah oleh dunia internasional, khususnya oleh Barat. Abdurrahman  mengakui bahwa selama ini dunia Barat selama ini hanya disuguhi berita gerakan-gerakan Islam yang cenderung “radikal” yang ternyata jauh berbeda dengan aktivitas GP Anshor yang selama ini sudah berkontribusi terhadap pembangunan bangsa dan menyejarah.

Kepada Mas Ron, Abdurrahman Mas’ud juga menyampaikan bahwa sumber data terkait penelitian terbarunya dapat diperoleh di kantor Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) dan Perpustakan Nasional Jakarta. Menurutnya, di sana terdapat perpustakaan yang dapat menjadi sumber informasi untuk peneliti. Beliau juga merekomendasikan beberapa nama-nama tokoh yang dapat dihubungi untuk memperlancar penelitian. (kemenag.go.id)
Penulis: