"Saya agak jengkel karena kita berupaya untuk membuat literasi makin bagus, tugas Presiden adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi kalian menutup literasi itu, menghalangi orang berabstrak, menghalangi orang berimajinasi, membatalkan fungsi fiksi." tegas Rocky melanjutkan.
Sikap-sikap seperti, lanjut Rocky bisa berujung fatal pada adanya larangan membaca sebuah karya literasi berbentuk fiksi.
"Nanti anak-anak gak boleh baca fiksi lagi!" tegasnya.
Menurut Rocky, kekacauan ini terjadi karena kurangnya pengetahuan. "Kekonyolan itu terjadi karena kurangnya pengetahuan." tutupnya.
Dua Sikap BerbedaTerkait pernyataan kitab suci itu fiksi oleh Rocky Gerung, dua politisi memiliki sikap yang berbeda. Akbar Faisal yang merupakan pendukung Jokowi-KMA mengaku tersinggung dan mengaitkan kitab suci dengan agama Islam. Sementara Fadli Zon yang merupakan pendukung Prabowo-Sandi menyatakan tidak masalah karena Rocky tidak menyebut kitab suci agama apa yang dimaksud Rocky.
"Tidak ada Rocky Gerung menyebut agama mana pun. Saya sebagai orang Islam tidak tersinggung sama sekali. Saya kira ini konsep (berpikir) yang tidak difahami." ujar Fadli.
Pernyataan Fadli dibenarkan oleh Karni Ilyas, bahwa Rocky tidak menyebut agama mana pun saat menyatakan kitab suci itu fiksi. "Dia (Rocky Gerung) tidak menyebutkan agama Islam." tegas Karni.
Karni menyatakan demikian untuk menangkis pernyataan Akbar Faisal yang mengaitkan pernyataan Rocky dengan Agama Islam.
Penulis: Zanoer
Sumber: Tarbawiya
-
Politik
-
Daerah
-
Daerah
-
Daerah
-
Daerah
-
Daerah