Ekbis

Rizal Ramli : Jokowi Kerja Untuk Petani Thailand dan Vietnam

Pesisirnews.com Pesisirnews.com
Rizal Ramli : Jokowi Kerja Untuk Petani Thailand dan Vietnam

PESISIRNEWS.COM-Rizal Ramli menyayangkan Indonesia yang jadi raja import dengan nilai fastastis mencapai 23 triliun, "Itu setara dengan 2 kali anggaran milik Departemen Pertanian. pertanyaannya adalah pemerintah itu kerja untuk siapa ? petani Thailand, petani Vietnam, petani besar garam Australia," tanya Rizal Ramli dihadapan sejumlah jurnalis di Surabaya, Rabu (16/1/2019).

Terkait kondisi buruk soal import, Rizal sudah menanyakannya kepada kedua kandidat Presiden RI, Prabowo dan Jokowi. "Kepada Pak Prabowo saya tanya. Mas kalau anda terpilih sebagai presiden, pasti nanti banyak taipan taipan dan kartel import nyebarin duit, mas mau terima atau tidak," kata Rizal menceritakan pertanyaan nya kepada Prabowo.
Kepada Rizal Ramli, Prabowo menegaskan akan menolak uang itu sebab dia ingin wujudkan kedaulatan pangan," Prabowo bilang dia mau berhenti jadi tentara dan menjadi ketua HKTI untuk wujudkan kedaulatan pangan. kalau saya ambil uang itu, sama saja saya tembak kaki saya sendiri," kata Rizal tirukan jawaban Prabowo.

Namun sayang , ketika pertanyaan yang sama diajukan ke Jokowi , Jokowi tidak menjawab," ya kalau dilihat dari apa yang terjadi sekarang kalau dia (Jokowi) menang ya tetap saja. nyatanya sampai saat ini Pemerintah dengan takeline kerja kerja kerja itu, kerja untuk petani Thailand, petani Vietnam dan petani garam Australia," pungkasnya.

Rizal Ramli juga membantah gembar gembor pemerintahan Jokowi yang mengklaim suskes dibidang ekonomi. Padahal kata
mantan menteri bidang ekonomi di era Gus Dur ini menilai Jokowi punya banyak sekali kelemahan dibidang ekonomi selama memimpin Indonesia. "Banyak nilai merah yang diperoleh di masa pemerintahan Jokowi ini. contoh nya selama 2 tahun terakhir indikator makro perekonomian kita makin negatif," tegas Rizal Ramli

Dari catatan yang dimilikinya Rizal Ramli menunjukkan betapa Defisit Neraca perdagangan Indonesia tahun 2018 mencapai minus 8,3 miliar USD. "Ini yang terjelek sejak tahun 1975. begitu juga dengan Defisit Carrent account-nya yang sangat berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah itu juga negatif sangat jelek," ungkapnya.

Bahkan dari data yang ada dibandingkan dengan negara negara lain di Asean, Indonesia berada pada posisi defisit yang sangat dalam pada zona merah, lalu Thailand. "Sedang negara Asean lainnya malah hijau, bagus," tambahnya.

Karenanya Rizal Ramli mempertanyakan kejujuran para pejabat yang selalu menyebut faktor internasional sebagai penyebab situasi ekonomi di Indonesia yang sering terguncang. "Artinya kalau ini faktor internasional harusnya yang lain kena juga dong, tapi ini kan tidak. mereka bagus bagus saja. Artinya pejabat kita kan gak jujur, selalu kambing hitamkan internasional," sergahnya


Penulis: Zanoer

Sumber: Siagaindonesia