Nasional

Ini Hasil Pertemuan Jokowi dengan Presiden Sri Lanka


Ini Hasil Pertemuan Jokowi dengan Presiden Sri Lanka
PESISIRNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral
dengan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena di Istana Merdeka,
Jakarta. Ada beberapa kesepakatan yang dicapai keduanya.

Menteri
Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, ada dua kesepakatan utama yang
dicapai dalam pertemuan tersebut. "Tapi dari dua itu nanti bisa
diturunkan ke beberapa sub," kata Retno saat ditemui di Kompleks Istana
Kepresidenan, Jakarta, Rabu (8/3/2017).

Pertama, kerjasama di
bidang ekonomi. Retno mengatakan, Sri Lanka merupakan salah satu pasar
yang potensial bagi Indonesia, namun banyak yang belum disentuh.

"Ini
kan Sri Lanka merupakan salah satu pasar yang belum secara optimal kita
garap. Kalau dilihat dari nilai perdagangan kita dengan mereka, maka
jumlahnya sudah cukup lumayan untuk negara dengan penduduk 21 juta,"
katanya.

"Ada perbedaan angka yang ada di kita dengan dia. Di
kita nilainya itu lebih dari sekitar Rp 300 juta. Kita memang menikmati
surplus yang cukup banyak dari Sri Lanka. Surplus kita itu lebih dari 71
persen dari total perdagangan. Namun, kita masih melihat bahwa masih
banyak space yang masih bisa kita gunakan untuk meningkatkan perdagangan
kita. Nah, selama ini perdagangan kita banyak sekali terkait komoditi
dan kita ingin meningkatkan untuk produk manufaktur," jelas Retno.

Untuk itu, kata Retno, Indonesia ingin meningkatkan kerja sama dengan Sri Lanka terutama dalam hal perdagangan.

"Maka
salah satu isu yang selalu muncul itu adalah isu soal tarif dan non
tarif. Kalau tarif itu kan jelas ada persentasenya. Oleh karena itu kita
melihat ada baiknya dua negara mulai duduk untuk bicara mengenai
masalah tarif. Oleh karena itu, tadi yang dibahas itu pereverential
trade agreement," kata Retno.

Retno menjelaskan, dalam pertemuan
bilateral itu juga para menteri dari Indonesia ikut bicara. Di antaranya
dia sebagai Menteri Luar Negeri, Menko Perekonomian Darmin Nasuiton dan
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

"Dan Presiden tadi
sudah memberikan arahan bahwa mungkin kalau tidak April atau Mei, Menko
Ekonomi atau saya diminta masuk ke Sri Lanka dan juga ke Bangladesh,"
kata Retno.

"Jadi Asia Selatan dan Asia Tengah itu juga salah satu pasar yang akan kami coba optimalkan," tambahnya.

Selain
itu, kata Retno, Indonesia menilai pasar untuk ekspor mobil ke Sri
Lanka juga menggiurkan. Bidang pariwisata juga menjadi daya tarik
tersendiri bagi Indonesia.

"Kami juga melihat mereka sedang
mencoba membangun pariwisata. Mengembangkan pariwisata kan berarti
membangun hotel, memerlukan furniture, memerlukan macam-macam. Nah itu
kita sampaikan, kita siap menjadi partner sehingga dalam satu bahasa
yang bulat, kita mengatakan bahwa Indonesia menjadi mitra bagi
pembangunan ekonomi Sri Lanka," kata Retno.

"Bulatnya seperti itu. Turunannya akan ada banyak sekali, termasuk masalah yang terkait 'perikanan'," tambahnya.

Retno
juga menjelaskan, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga
melakukan penandatanganan kerja sama dengan Sri Lanka. Ada dua kerja
sama yang akan dijalin antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
dengan Sri Lanka.

"Satu adalah komunike yang fokus kepada
pemberantasan IUU Fishing, sementara kerja sama yang satunya lagi adalah
pengembangan kerja sama yang lebih luas. Ada kapasitasnya, ada
informasinya, ada manajemennya dan sebaginya," jelas Retno.

"On
top of that, semalam ada kerja sama antara Smesco dengan partnernya yang
sama untuk mengembangkan industri tradisional berbasis SMEs. Jadi itu
merupakan satu turunan dari kata-kata tadi, Indonesia siap menjadi mitra
pembangunan ekonomi Sri Lanka," tambah Retno.

Kesepakatan kedua, lanjut Retno yakni kerja sama bidang demokrasi. Salah satunya soal rekonsiliasi.

"Karena
dalam dua tahun ini, terjadi peningkatan kerja sama di bidang
demokratisasi. Antara lain melalui KPU. Ada kerja sama antara KPU kita
dengan KPU Sri Lanka dan 2015 kalau tidak salah kita menjadi tuan rumah
pertemuan KPU2 yang ada di Asia. Waktu itu di Bali. Sri Lanka waktu itu
mengirimkan delegasi yang cukup kuat dan sejak saat itu kerja sama kita
untuk bidang demokratisasi itu berjalan dengan sangat baik," jelas
Retno.

Rekonsiliasi yang dimaksud yakni, Sri Lanka juga mengalami persoalan yang hampir sama dengan yang terjadi di Aceh.

"Kita
sudah bisa menyelesaikan, mereka sedang dalam proses untuk
rekonsilisasi sehingga banyak hal yang mereka bisa atau kita bisa
sharing pengalaman kita bagaimana bisa kita mencapai perdamaian di Aceh
misalnya," terang Retno. (detikcom)
Penulis: