Artikel

Analisa Pakar: Social Distancing dan Physical Distancing Mencegah Kematian 8 Juta Jiwa di Dunia


Analisa Pakar: Social Distancing dan Physical Distancing Mencegah Kematian 8 Juta Jiwa di Dunia

Ilutrasi : (Kredit Foto via int).

Pesisirnews.com-Sejak virus cororna menjadi pandemi global, semua negara dipaksa untuk menerapkan pengaturan jarak sosial dan pengaturan jarak fisik yang ketat sebagai cara menekan laju penularan virus corona.


Menurut analisis yang dilakukan oleh para ahli dari proyek internasional COVID Compass, yang dikoordinasi oleh Spanyol Carlos Duarte dari Universitas Sains dan Teknologi (KAUST), bekerja sama dengan pemerintah Arab Saudi, penerapan Social Distancing (pengaturan jarak sosial), dan Physical Distancing (pengaturan jarak fisik), diperkirakan telah menyelamatkan lebih dari 8 juta jiwa diseluruh dunia.


Penelitian dilakukan berdasarkan pada model SIR (dengan kasus yang Rentan, Terinfeksi dan Terpulihkan) yang dikembangkan oleh Profesor David I. Ketcheson dari KAUST, dimana jumlah kematian setiap hari yang terjadi di setiap negara di data oleh Universitas Johns Hopkins dan New York Times, berdasarkan data populasi global yang disediakan oleh PBB.


Dari data tersebut ditemui Cina menjadi satu-satunya negara yang mampu mencegah potensi korban jiwa sebanyak 7,2 juta jiwa. Hasil itu di dapat karena intervesi pemerintah Cina dalam mengambil langkah yang tegas dengan menutup kota Wuhan pada 23 Januari lalu, untuk mencegah perluasan virus corona.


Angka-angka untuk negara lain jauh lebih kecil, tetapi juga signifikan. Perkiraan menunjukkan bahwa pada pertengahan April pengaturan jarak sosial dan pengaturan jarak fisik telah mencegah kematian 73.000 orang di Spanyol, 124.000 di Korea Selatan, 155.000 di Italia, 71.000 di Perancis, 30.000 di Jerman, 65.000 di Amerika Serikat, dan 30.000 lainnya di Inggris.


Dalam kasus Amerika Serikat, keputusan pemerintah negara bagiannya untuk menutup sekolah, membatalkan acara publik dan membatasi orang ke luar rumah sejak pertengahan Maret, menyelamatkan 65.000 orang. Tanpa arahan itu, sebulan kemudian jumlah korban di negara ini akan menjadi sekitar 100.000, atau empat kali lebih banyak dari korban yang telah terjadi.


Pakar juga menggarisbawahi pentingnya melakukan tes untuk mengetahui dimensi sebenarnya dari pandemi.


“Ada banyak kasus tanpa gejala atau mereka yang memiliki gejala ringan yang tidak tahu mereka memiliki penyakit, dan mungkin menginfeksi lebih banyak orang. Kasus-kasus ini harus dideteksi dan diisolasi dan dicari kontaknya untuk menghindari penularan. Selain itu, tes harus dilakukan untuk menentukan orang mana yang telah melewati penyakit dan jika mereka kebal mereka dapat melanjutkan aktivitas normal,” kata Duarte, salah satu peneliti.


Peneliti lainnya, Profesor Ketcheson setuju:


“Kita harus berhati-hati. Meratakan kurva mungkin hanya mengurangi penyebaran virus dalam jangka pendek, tetapi juga mengarah ke epidemi yang lebih lama. Kecuali kita dengan cepat mengembangkan strategi jangka panjang yang cerdas dan perawatan yang lebih efektif untuk kasus Covid-19 yang parah, sehingga kita mungkin dapat mencegah banyak kematian akibat virus ini,” katanya.


Menurut peneliti dari proyek COVIDCompass, analisis dan model mereka dapat membantu otoritas kesehatan, pemerintah dan masyarakat umum dalam pengambilan keputusan, termasuk kebijakan dan praktik khusus untuk melanjutkan aktivitas bisnis normal.


Hingga saat ini vaksin corona masih dalam tahap pengembangan dan uji coba. Sementara itu grafik orang yang terinfeksi virus corona secara global berdasarkan data worldometer.info, belum menunjukan terjadinya penurunan. Data terakhir menunjukan total ada 16,317,533 orang di seluruh dunia terinveksi virus corona dengan total kematian sebanyak 650,260 jiwa.


Namun saat ini banyak orang mulai megabaikan penerapan jarak sosial dan penerapan jarak fisik dalam aktifitas keseharian mereka. Padahal data ilmiah melaporkan banyak jiwa terselamatkan dari bahaya virus corona karena disiplin terhadap penerapan jarak sosial dan pengaturan jarak fisik. (Source : granma.cu)

Penulis: