International

Sukses Pulihkan Hubungan Iran-Arab Saudi, China Imbangi Pengaruh AS dalam Kancah Global


Sukses Pulihkan Hubungan Iran-Arab Saudi, China Imbangi Pengaruh AS dalam Kancah Global

China mediasi pemulihan hubungan bilateral Arab Saudi dan Iran yang putus sejak 2016. (Int)

ABU DHABI (Pesisirnews.com) - China sukses menjembatani pemulihan hubungan Iran-Arab Saudi yang terputus sejak 2016 karena masalah-masalah geo-politik dan perbedaan pandangan dalam ajaran Islam.

Pemulihan hubungan bilateral Iran-Arab Saudi ditindaklanjuti melalui komunikasi diplomatik setelah kunjungan Presiden Iran, Ibrahim Raisi ke Beijing Februari lalu.

Iran dan Arab Saudi mengumumkan pada Jumat, dalam pernyataan bersama, bahwa kedua negara sepakat untuk melanjutkan hubungan bilateral, dan membuka kembali kedutaan dan perwakilan masing-masing dalam waktu dua bulan.

Baca juga: China Sukses Jembatani Pemulihan Hubungan Bilateral antara Iran dan Arab Saudi

Keberhasilan China mendamaikan Iran-Arab Saudi melalui intervensi diplomatik lunaknya, membuat China mendapatkan posisi yang lebih besar di Timur Tengah, di mana pengaruh Amerika Serikat (AS) yang dominan menjadi mulai menurun.

Seperti diketahui, Amerika Serikat adalah mitra militer terbesar di Timur Tengah, dan China adalah mitra ekonomi terbesar.

Menurut Wall Street Journal, yang dilansir Senin, bahwa perkembangan yang tiba-tiba dan kebangkitan ekonomi dan diplomatik China di kawasan ini melemahkan kehadiran Washington, yang memiliki peran sejarah dan memiliki jejak terbesar di Timur Tengah.

Kepala utusan internasional China, Wang Yi, menggambarkan pembicaraan Saudi-Iran, yang berakhir pada hari Jumat, sebagai "dialog Beijing," dengan mengatakan: "Itu membuka halaman baru dalam hubungan Saudi-Iran."

“Inisiatif China adalah model untuk menyelesaikan konflik dan perbedaan antar negara melalui dialog dan konsultasi,” kata Wang Yi.

Wang Yi, tampaknya mengkritik Amerika Serikat ketika dia mengatakan bahwa kesepakatan Saudi-Iran menunjukkan bagaimana kedua negara "menyingkirkan campur tangan dari luar, dan benar-benar mengambil masa depan dan nasib Timur Tengah ke tangan mereka sendiri.”

Halaman :
Penulis:

Editor: Anjar