International

Menhub Malaysia Sebut Kerja Sama dengan China Tak akan Membuat Malaysia Terjebak Utang


Menhub Malaysia Sebut Kerja Sama dengan China Tak akan Membuat Malaysia Terjebak Utang

Ilustrasi: Bendera Malaysia dan China. (web archive)

KUANTAN (Pesisirnews.com) - Investasi China di Malaysia melalui Belt and Road Initiative (BRI) tidak akan membuat Malaysia jatuh ke dalam perangkap utang negara adidaya itu, kata Menteri Perhubungan (Menhub) Malaysia Anthony Loke Siew Fook, dilansir dari sinarharian.com.my, Jumat (7/4).

Dia mengatakan, sebaliknya, model pembangunan dan kebijakan luar negeri China memberikan peluang bagi negara-negara berkembang untuk menyukseskan proyek infrastruktur di negara ini.

Menurutnya, investasi negara melalui pembiayaan proyek berskala besar seperti East Coast Rail Network (ECRL), Malaysia-China Kuantan Industrial Park (MCKIP) dan Kuantan Harbour Deep Sea Terminal dipandang sebagai kerja sama bilateral yang strategis.

“Ini adalah pilihan pemerintah, ketika kami menandatangani kesepakatan, itu adalah komitmen bahwa kami harus bertanggung jawab untuk melaksanakan proyek satu per satu. Tentu ada keuntungannya, kami tidak bisa melihat seolah-olah itu adalah 'jebakan' bagi kami atas utang kepada pihak mana pun atau negara China," katanya dalam konferensi pers, Jumat.

Pernyataan Anthony tersebut merupakan tanggapan atas pemberitaan media Barat terkait peringatan 'jebakan hutang' kepada negara berkembang melalui BRI yang telah digalakkan oleh China sejak tahun 2008.

Disebutkan, Sejak 2008 hingga 2021, sebanyak 22 negara berkembang menjadi 'korban' China setelah gagal membayar komitmen utang sebesar USD240 miliar untuk pekerjaan pembangunan infrastruktur di negara-negara yang terlibat.

Sebelumnya, Anthony bersama Menteri Besar Pahang, Datuk Wan Rosdy Wan Ismail menghadiri upacara tahun investasi di China (menyambut ASEAN) dan perayaan 10 tahun berdirinya MCKIP di bawah China-Malaysia 'Two Nations, Taman Kembar yang diselenggarakan oleh Daerah Otonomi Guangxi Zhuang China, Jumat.

Dia menegaskan, setiap pinjaman yang diperoleh untuk pelaksanaan proyek infrastruktur harus digunakan secara optimal.

“Kami memang mengambil pinjaman untuk (melaksanakan) proyek, jadi kami harus memaksimalkan (keuntungan) melalui proyek tersebut," katanya.

(PNC)

Penulis:

Editor: Anjar