International

Media Rusia: Media Barat Terjerat Misinformasi Tentang Krisis Ukraina yang Mereka Tulis Sendiri


Media Rusia: Media Barat Terjerat Misinformasi Tentang Krisis Ukraina yang Mereka Tulis Sendiri

Pasukan Rusia di perbatasan Ukraina. (Radio Free Europe)

MOSKWA, Pesisirnews.com - Sejumlah media Barat menuliskan prediksi bahwa pada Rabu, 16 Februari 2022 menjadi awal hari di mana ‘hujan peluru’ jatuh di langit Ukraina.

Namun fajar telah terbit di atas langit Ukraina tanpa ada peluru yang ditembakkan Rusia dan rudal yang meledak di tanah Ukraina.

Mengutip portal berita Rusia vz.ru, Rabu (16/2), The Sun pada Rabu mengedit sebuah artikel tentang "invasi" Rusia ke Ukraina, yang diduga dijadwalkan pada pagi hari tanggal 16 Februari 2022.

“Pada saat Anda membaca ini, bom mungkin sudah jatuh di ibu kota Ukraina. Putin akan mencoba membuat kita dalam keadaan limbo. Dia mendambakan ketidakpastian,” tulis The Sun dengan yakin.

Terpisah, New York Times menuliskan: “Badan Intelijen Amerika menghadapi ujian yang menentukan: mereka perlu menguraikan apakah Putin akan menggunakan lebih dari 150.000 tentara untuk menyerang, atau akankah dia menggunakannya sebagai pengungkit untuk penyelesaian konflik secara diplomatik?”

“Kami pada dasarnya tidak mengerti, tidak ada dari kami yang mengerti apa yang ada di kepala Presiden Putin, dan oleh karena itu kami tidak dapat membuat asumsi tentang ke mana arah semua ini,” kata Julian Smith, Duta Besar AS untuk NATO, mengutip publikasi tersebut.

Sebaliknya, The Washington Post menulis bahwa pernyataan mendesak Biden tentang Ukraina dibuat beberapa jam sebelum kemungkinan “invasi” Rusia.

“Dalam beberapa hari mendatang, kita akan melihat apakah Putin benar-benar akan mengurangi eskalasi dan memanfaatkan salah satu dari banyak cara terbuka baginya untuk menyelesaikan krisis”.

Namun, "pejabat di Washington tetap skeptis tentang klaim penarikan pasukan Kremlin," dengan "banyak dari mereka masih cukup dekat dengan perbatasan dengan Ukraina untuk melancarkan serangan cepat."

“Saat ini tidak jelas apakah sinyal Rusia adalah tanda asli dari de-eskalasi. Saya belum melihat bukti yang menunjukkan penurunan. Bahkan jika beberapa kelompok batalyon-taktis meninggalkan Krimea, ini tidak mengubah gambaran keseluruhan,” mengutip perkataan seorang veteran Angkatan Darat AS Michael Kofman.

Halaman :
Penulis:

Editor: Anjar