International

Drone Buatan Iran yang Sempat Bermasalah kini Mulai ‘Menyengat’ Ukraina


Drone Buatan Iran yang Sempat Bermasalah kini Mulai ‘Menyengat’ Ukraina

Ilustrasi: Drone Kamikaze dapat diterbangkan langsung ke tank atau sekelompok pasukan yang hancur ketika mengenai target. (Foto: @aerovironment)

KIEV (Pesisirnews.com) - Pada 7 Oktober 2022, Rusia menyerang Zaporizhzhia Ukraina, yang memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, dengan drone kamikaze yang berisi bahan peledak.

Gubernur regional, Oleksandr Starukh, mengatakan drone Shahed-136 buatan Iran merusak dua fasilitas infrastruktur di kota itu.

Lalu pada Kamis pagi (14 Oktober), tiga drone kamikaze menyerang wilayah Makariv, yang terletak di sebelah barat Ibu Kota Ukraina, Kyiv. Sedikitnya 3 orang dilaporkan tewas dalam serangan tersebut.

Wakil kepala kantor kepresidenan Kyrylo Tymoshenko kepada Associated Press yang dikutip Rabu, mengatakan fasilitas infrastruktur penting di daerah itu terkena, tetapi dia tidak menjelaskan seberapa parah tingkat kerusakan akibat serangan itu.

Baca juga: Drone Iran yang Dibeli Rusia Banyak Mengalami Kegagalan, Bikin Pejabat Rusia Sakit Kepala

Menurut laporan pejabat militer Ukraina, mereka percaya drone semacam itu lebih murah dan kurang canggih daripada rudal, tetapi terbukti efektif dalam menyebabkan kerusakan pada target di darat.

Otoritas militer juga mengatakan mereka menembak jatuh kendaraan udara tak berawak Shahed-136.

Drone Shahed-136 diketahui mampu tetap mengudara selama beberapa jam, sebelum diarahkan ke target musuh dan meledak saat terjadi benturan.

Apa itu drone Kamikaze?

Drone kamikaze adalah pesawat tak berawak kecil yang dilengkapi dengan bahan peledak yang dapat diterbangkan langsung ke tank atau sekelompok pasukan musuh.

Nama tersebut berasal dari pilot kamikaze Jepang era Perang Dunia II yang ditakuti, yang melakukan serangan bunuh diri dengan sengaja menabrakkan pesawat mereka yang berisi bahan peledak ke target musuh.

Versi drone modern memiliki kemampuan melampaui pertahanan tradisional untuk menyerang target dan juga lebih murah daripada drone yang berukuran lebih besar.

Drone mematikan berukuran kecil ini sulit dideteksi di radar, dan melalui penggunaan pengenalan wajah, dapat diprogram untuk mencapai target tanpa campur tangan manusia.

Halaman :
Penulis:

Editor: Anjar